Lagu "Bila Tiba" dari Ungu mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita, terutama bagi mereka yang gemar menonton sinetron azab di televisi. Dirilis pada 2013, lagu ini bukan sekadar latar musik, melainkan sebuah pengingat yang kuat tentang kepastian akhir hidup manusia: kematian. Liriknya yang lugas dan penuh makna, dipadukan dengan melodi yang syahdu, berhasil menciptakan atmosfer yang mendalam dan reflektif.
"Saat tiba nafas di ujung hela, mata tinggi tak sanggup bicara…" Bait pertama lagu ini langsung membawa kita pada gambaran seseorang yang sedang menghadapi detik-detik terakhir hidupnya. Kata-kata yang dipilih sangat kuat dan menggambarkan kondisi fisik serta emosi ketika ajal menjemput. Kemudian, "Bila tiba saat berganti dunia, alam yang sangat jauh berbeda…" menggambarkan bahwa kematian adalah transisi menuju alam yang berbeda, sebuah misteri yang belum pernah kita lalui sebelumnya.
Yang menjadi poin utama dalam lagu ini adalah pertanyaan reflektif: "Siapkah kita menjawab semua, bila nafas akhir berhenti sudah?" Pertanyaan ini menggugah kita untuk merenungkan persiapan apa yang sudah kita lakukan dalam menghadapi kematian. Bukan hanya persiapan materi, tetapi juga persiapan spiritual dan amal perbuatan kita selama di dunia. Lagu ini seolah menjadi teguran lembut, mengingatkan bahwa pada akhirnya, harta dan jabatan tak akan berarti di hadapan maut.
Also Read
Lirik selanjutnya, "Hanya menangis tanpa suara, mati tak bisa untuk kau hindari, tak mungkin bisa engkau lari," menunjukkan betapa tak berdayanya manusia di hadapan kematian. Tidak ada yang bisa menghindar, tidak ada yang bisa melarikan diri. Kematian adalah keniscayaan yang harus dihadapi setiap makhluk hidup. Bagian ini seolah menepis segala ilusi tentang kekekalan, mengingatkan kita untuk hidup dengan bijak.
Lagu "Bila Tiba" bukan hanya sekadar lagu azab atau lagu religi biasa. Ia adalah sebuah perenungan mendalam tentang kehidupan dan kematian. Lagu ini mampu membangkitkan emosi dan kesadaran akan kefanaan kita sebagai manusia. Penggunaan lagu ini dalam sinetron azab justru memberikan konteks yang lebih kuat, membuat pesan kematian menjadi lebih terasa dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Mendengarkan "Bila Tiba", kita diingatkan untuk tidak hanya fokus pada kehidupan duniawi, melainkan juga mempersiapkan diri untuk akhirat. Lagu ini adalah pengingat yang sangat penting di tengah hiruk-pikuk dunia yang seringkali membuat kita lupa akan tujuan akhir kehidupan. Dengan makna yang mendalam dan lirik yang menyentuh, lagu ini layak didengarkan dan direnungkan, bukan hanya bagi penggemar sinetron azab, namun bagi setiap orang yang ingin memaknai hidup dengan lebih baik.