Dear Diary Ratu Nostalgia Cinta yang Hilang dan Kisah di Balik Layar

Fatma Lutfia

Serba Serbi Kehidupan

Lagu "Dear Diary" dari duo Ratu, yang digawangi oleh Maia Estianty dan Mulan Jameela, masih terus mengalun di telinga banyak orang, meski grup musik ini telah lama bubar. Lagu yang dirilis jauh sebelum hiruk pikuk media sosial ini, ternyata masih relevan dengan perasaan banyak orang saat ini. Lebih dari sekadar lagu pop biasa, "Dear Diary" adalah sebuah kapsul waktu yang menyimpan kenangan tentang cinta, kehilangan, dan perpisahan.

Liriknya sederhana namun mengena. Bait pertama, "Tentang nya yang dulu singgah di hatiku, sejak itu hidupku jadi bahagia," membawa pendengar pada suasana romansa yang manis. Kehadiran seseorang yang mengisi hati, membuat hidup terasa lebih berwarna. Namun, nuansa berubah drastis ketika masuk pada bagian refrain. "Tapi kini dia menghilang, dan tak tau entah (berada) dimana," kalimat ini begitu kuat dan melukiskan dengan jelas rasa kehilangan yang begitu dalam.

Yang menarik dari lagu ini adalah bagaimana lirik yang repetitif justru memperkuat perasaan hampa dan kebingungan. Pengulangan kalimat "Tapi kini dia menghilang, dan tak tau entah (berada) dimana," seolah mewakili perasaan orang yang kehilangan tanpa jejak. Air mata yang habis terkuras dan keinginan untuk berlari sampai ke ujung dunia, adalah ungkapan frustasi yang sangat jujur.

Namun, di balik lirik yang melankolis itu, ada kisah lain yang tak kalah menarik, yaitu dinamika hubungan antara Maia dan Mulan. Lagu ini dirilis di era keemasan Ratu, saat keduanya masih kompak dan menghasilkan karya-karya hits. Ironisnya, setelah bubar, lagu-lagu Ratu termasuk "Dear Diary" justru menjadi soundtrack dari berbagai kisah cinta yang pahit, termasuk mungkin kisah yang dialami oleh kedua personelnya.

Fenomena ini membuktikan bahwa sebuah lagu tidak hanya tentang melodi dan lirik, tapi juga tentang konteks dan emosi yang menyertainya. "Dear Diary" bukan sekadar lagu kenangan, tapi juga cerminan dari dinamika kehidupan, cinta, dan kehilangan. Hingga hari ini, lagu tersebut masih mampu membangkitkan berbagai perasaan, mulai dari nostalgia masa lalu, sampai perihnya kehilangan yang masih dirasakan hingga kini.

"Dear Diary" mengajarkan kita bahwa cinta memang bisa datang dan pergi. Namun, kenangan tentangnya akan terus tersimpan, seperti sebuah catatan di buku harian yang tak pernah lekang oleh waktu. Lagu ini mengingatkan kita bahwa kehilangan adalah bagian dari hidup dan bahwa rasa sakit yang dirasakan hari ini, akan menjadi cerita di masa depan. Oleh karena itu, mari kita teruskan dan pelajari pesan yang ada dalam setiap lagu, agar dapat menjadi sebuah pelajaran bagi hidup.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar