Campak, penyakit yang kerap menghantui tumbuh kembang si kecil, tak hanya satu jenis. Faktanya, ada beberapa varian campak yang perlu orang tua kenali. Penyakit yang ditandai dengan ruam merah ini, meski sering dianggap sepele, bisa memicu komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Apalagi, penularannya sangat mudah, terutama di masa pancaroba. Yuk, kita bedah tiga jenis campak pada bayi dan perbedaannya, agar kita lebih waspada.
Mengapa Campak Mudah Menyerang Bayi?
Campak disebabkan oleh virus yang sangat menular, umumnya paramyxovirus. Virus ini menyebar melalui udara, terutama saat penderita batuk atau bersin. Bayi dan anak-anak dengan sistem imun yang belum matang menjadi kelompok rentan. Penting untuk dipahami, campak bukan sekadar penyakit kulit biasa. Lebih dari itu, campak dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia (infeksi paru-paru), otitis media (infeksi telinga tengah), bahkan ensefalitis (radang otak).
3 Jenis Campak yang Perlu Diwaspadai:
-
Roseola Infantum (Campak Enam Hari): Jenis campak ini paling umum menyerang bayi dan disebabkan oleh virus herpes. Penularannya melalui percikan ludah atau kontak langsung dengan benda yang terpapar virus. Gejala awal berupa demam tinggi yang bisa mencapai 39 derajat Celsius atau lebih. Setelah demam mereda dalam 3-5 hari, akan muncul ruam atau bercak merah di tubuh, terutama di dada atau perut. Meskipun umumnya sembuh dalam seminggu, orang tua perlu waspada. Jika demam lebih dari seminggu, ruam tak kunjung hilang setelah 3 hari, atau demam sangat tinggi, segera bawa si kecil ke dokter.
Also Read
-
Campak Rubeola (Campak Biasa): Campak jenis ini disebabkan oleh virus rubeola yang menyerang sistem pernapasan. Gejalanya muncul secara bertahap, diawali dengan demam tinggi, pilek, sakit tenggorokan, dan batuk kering. Selanjutnya, anak akan merasa letih, mata berair, bahkan diare. Kemudian, akan muncul bercak kemerahan di dalam mulut, dan ruam merah di seluruh tubuh yang muncul 7-14 hari setelah terinfeksi. Gejala ini biasanya lebih parah daripada roseola infantum dan perlu penanganan medis yang tepat.
-
Campak Rubella (Campak Jerman): Sering disebut campak jerman, penyakit ini juga menular lewat udara yang terkontaminasi. Gejalanya cenderung lebih ringan dan sulit dikenali. Setelah 2-3 minggu terinfeksi, virus akan mulai berkembang. Gejala yang muncul adalah sakit kepala, demam ringan, hidung tersumbat, dan ruam halus yang dimulai dari wajah. Campak rubella dapat berbahaya bagi ibu hamil, terutama pada trimester pertama, karena dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin.
Pencegahan Lebih Baik dari Mengobati
Kabar baiknya, campak bisa dicegah dengan imunisasi. Vaksin campak atau vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella) sangat efektif melindungi si kecil dari penyakit ini. Vaksinasi campak biasanya direkomendasikan untuk diberikan saat anak berusia 9 bulan. Imunisasi adalah langkah preventif terbaik untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan akibat campak.
Penting untuk diingat:
- Jangan menyepelekan gejala campak pada bayi.
- Lakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan.
- Jaga kebersihan lingkungan dan hindari kontak dengan orang sakit.
- Segera konsultasikan dengan dokter jika si kecil menunjukkan gejala campak.
Dengan pemahaman yang tepat tentang jenis-jenis campak dan perbedaannya, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan serta penanganan yang tepat. Kesehatan si kecil adalah prioritas utama, dan informasi ini diharapkan dapat membantu para orang tua dalam menjaga buah hati mereka.