Pernahkah kita merenungkan makna sebenarnya dari "sakinah" dalam sebuah hubungan? Mungkin, kita seringkali mengartikannya sebatas romantisme dalam drama atau dongeng, lengkap dengan pelukan hangat dan genggaman tangan yang erat. Namun, benarkah sakinah hanya sebatas itu?
Nyatanya, seperti yang tertuang dalam surat cinta di atas, sakinah bisa jadi lebih sederhana dan dalam dari yang kita bayangkan. Bukan semata-mata tentang romantisme ala putri dan pangeran, melainkan tentang rasa aman, tenang, dan nyaman yang hadir dalam keseharian.
Sakinah adalah ketika kita merasa damai hanya dengan berada di dekat pasangan. Ketika anak-anak merasa terlindungi dalam lingkungan keluarga. Ketika kita bisa berbagi ruang, bahkan dalam kesibukan masing-masing, tanpa kehilangan rasa utuh dan lengkap. Sakinah adalah tentang hadir, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional.
Also Read
Lebih dari Sekadar Sentuhan Fisik, Sakinah Itu Koneksi Batin
Kita mungkin sering terjebak dalam ekspektasi bahwa hubungan yang ideal adalah yang selalu dipenuhi dengan sentuhan fisik dan ungkapan cinta yang verbal. Padahal, sakinah bisa jadi terwujud dalam hal-hal kecil dan sederhana, seperti:
- Tatapan mata dan senyum hangat: Tanpa perlu kata-kata, tatapan dan senyum bisa menyampaikan rasa cinta dan penerimaan yang tulus.
- Ruang untuk mandiri: Sakinah juga memberi kita ruang untuk menjadi diri sendiri, mengembangkan minat dan bakat, tanpa merasa terkekang oleh pasangan.
- Kehadiran dalam kebutuhan: Lebih dari sekadar menemani dalam senang, sakinah adalah tentang hadir saat kita membutuhkan, menjadi sandaran saat susah, tanpa perlu diminta.
Sakinah di Era Modern: Menjaga Api dalam Kesibukan
Di era modern yang serba cepat dan penuh distraksi, tantangan untuk menjaga sakinah dalam rumah tangga tentu semakin besar. Kesibukan pekerjaan, tuntutan sosial, dan godaan dunia digital seringkali membuat kita lupa untuk menghargai hal-hal kecil dan sederhana dalam hubungan.
Lantas, bagaimana kita bisa tetap menjaga sakinah di tengah kesibukan ini?
- Komunikasi yang Efektif: Tidak selalu tentang kata-kata, tetapi tentang bagaimana kita mendengarkan dan memahami perasaan satu sama lain.
- Quality Time yang Bermakna: Luangkan waktu berkualitas untuk bersama, meskipun hanya sebentar. Matikan gadget dan fokus pada pasangan dan keluarga.
- Menghargai Perbedaan: Setiap individu unik, hargai perbedaan yang ada dan jadikan itu sebagai kekuatan dalam hubungan.
- Mengucapkan Syukur: Biasakan untuk mengucapkan syukur atas hal-hal baik yang kita miliki dalam hubungan, sekecil apapun itu.
- Kehadiran Penuh: Ketika bersama, hadirkan diri sepenuhnya, bukan hanya fisik, tetapi juga pikiran dan perasaan.
Sakinah bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen dan kerja keras. Ini adalah tentang menciptakan rumah yang bukan hanya sekadar tempat berlindung, tetapi juga tempat di mana kita menemukan kedamaian, kehangatan, dan cinta yang abadi. Semoga setiap keluarga dapat meraih sakinah, hingga jannah. Amin.