Mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo, Thomas Trikasih Lembong atau yang akrab disapa Tom Lembong, kini menjadi sorotan publik. Bukan karena prestasi gemilangnya di bidang ekonomi, melainkan karena statusnya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi impor gula yang merugikan negara hingga Rp400 miliar. Penetapan tersangka ini dilakukan oleh Kejaksaan Agung pada 29 Oktober 2024, bersamaan dengan seorang direktur dari PT PPI berinisial CS. Kasus ini sontak mengagetkan banyak pihak, mengingat Tom Lembong baru saja aktif dalam perhelatan politik sebagai salah satu tokoh kunci dalam tim pemenangan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.
Dari Jerman hingga Harvard: Jejak Pendidikan Tom Lembong
Tom Lembong dikenal sebagai sosok dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jerman selama satu dekade, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia untuk menempuh pendidikan di Regina Pacis, Jakarta. Pendidikan menengah atas ia lanjutkan di Boston, Amerika Serikat, hingga akhirnya meraih gelar sarjana dari Harvard University pada tahun 1997 dengan spesialisasi di bidang Arsitektur dan Desain Urban. Latar belakang pendidikan lintas budaya ini jelas membentuk pola pikirnya yang terbuka dan berwawasan global.
Perjalanan Karier di Dunia Keuangan dan Investasi
Sebelum terjun ke dunia pemerintahan, Tom Lembong telah malang melintang di dunia keuangan dan investasi. Ia memulai karirnya di Divisi Ekuitas Morgan Stanley, Singapura pada 1995. Langkahnya berlanjut menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia pada 1999-2000. Kiprahnya di sektor keuangan semakin diperhitungkan saat ia menjabat sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 2000-2002. Di BPPN, ia turut andil dalam upaya pemulihan sektor perbankan pasca krisis ekonomi 1998.
Also Read
Jiwa kewirausahaan Tom Lembong juga terlihat dari pendirian Quvat Management, sebuah perusahaan ekuitas swasta di Singapura pada 2006. Sebelumnya, ia juga telah mengumpulkan pengalaman di Farindo Investments selama periode 2002-2005. Kemampuan manajerialnya semakin teruji ketika ia dipercaya menjadi Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) pada 2012-2014.
Dari Penulis Pidato hingga Menteri Perdagangan
Perjalanan politik Tom Lembong dimulai sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2013. Kepercayaan ini kemudian berlanjut ketika ia diangkat menjadi Menteri Perdagangan pada periode 2015-2016. Setelah itu, Tom Lembong juga sempat menduduki posisi strategis sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari 2016 hingga 2019. Selama menjabat di BKPM, ia dilaporkan memiliki kekayaan mencapai Rp101,4 miliar, yang didominasi oleh surat berharga.
Berbagai prestasi yang diraihnya mengantarkan Tom Lembong meraih sejumlah penghargaan bergengsi, diantaranya Young Global Leader dari World Economic Forum (2008), Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship (2017), dan Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade dari Korea Selatan (2020).
Kasus Korupsi Impor Gula: Pukulan Telak Bagi Karier Gemilang
Namun, di balik semua prestasi dan pengalamannya, kini Tom Lembong harus berhadapan dengan kasus hukum yang cukup serius. Penetapan dirinya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula menjadi pukulan telak bagi karier dan reputasinya. Kasus ini diduga terkait dengan kebijakan yang diambilnya saat menjabat sebagai Menteri Perdagangan, dengan potensi kerugian negara mencapai Rp400 miliar.
Tom Lembong telah ditahan di Rutan Salemba Kejagung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Kasus ini menjadi pengingat bahwa di balik kesuksesan dan jabatan yang pernah dipegang, ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Publik tentu berharap agar kasus ini segera diusut tuntas, dan kebenaran dapat terungkap seadil-adilnya.
Kasus ini juga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa integritas dan transparansi adalah hal yang mutlak dalam setiap jabatan, terutama di sektor publik. Perjalanan karier Tom Lembong yang tadinya penuh dengan pencapaian, kini harus menghadapi babak baru yang penuh tantangan dan ketidakpastian.