Menjelang pergantian tahun, hiruk pikuk perayaan menjadi pemandangan umum. Kembang api, pesta, dan berbagai kegiatan meriah lainnya seolah menjadi ritual wajib menyambut tahun baru. Namun, di tengah gegap gempita tersebut, muncul pertanyaan mendasar: bagaimana sebenarnya hukum merayakan tahun baru dalam Islam?
Berdasarkan berbagai sumber dan pandangan para ulama, tidak ditemukan dalil khusus yang secara eksplisit melarang atau mewajibkan perayaan tahun baru. Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, Cholil Nafis, juga pernah menyampaikan hal serupa. Artinya, perayaan tahun baru pada dasarnya bukanlah sesuatu yang haram dalam Islam.
Namun, kebebasan ini bukan berarti tanpa batas. Esensi perayaan tahun baru seharusnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Perayaan yang berlebihan, apalagi sampai menjurus pada kemaksiatan, tentu sangat tidak dianjurkan. Sebaliknya, momen pergantian tahun justru bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan meningkatkan ketakwaan.
Also Read
Pergantian tahun adalah momentum yang Allah berikan kepada umat manusia untuk kembali merenungi perjalanan hidup. Ini adalah saat yang tepat untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan, sekaligus melakukan introspeksi diri atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Momen ini mengajak kita untuk menengok ke belakang, mengoreksi diri, dan merancang langkah yang lebih baik di masa mendatang.
Lalu, amalan apa yang sebaiknya dilakukan umat Muslim saat menyambut tahun baru? Daripada larut dalam perayaan yang hura-hura, alangkah baiknya jika kita mengisi malam tahun baru dengan kegiatan yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah. Beberapa amalan yang bisa dilakukan antara lain:
-
Memperbanyak ibadah dan zikir: Malam tahun baru bisa diisi dengan shalat malam, membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa. Ini adalah cara terbaik untuk mengawali tahun baru dengan keberkahan dan ketenangan hati.
-
Muhasabah diri: Renungkan segala perbuatan yang telah dilakukan sepanjang tahun. Akui kesalahan dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Ini adalah proses penting untuk perbaikan diri.
-
Bersilaturahmi: Manfaatkan momen tahun baru untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga dan kerabat. Jalin komunikasi yang baik dan saling memaafkan.
-
Berbagi dan bersedekah: Wujudkan rasa syukur dengan berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Bersedekah akan mendatangkan keberkahan dan pahala yang berlipat ganda.
-
Berziarah: Mengunjungi makam orang tua atau ulama juga bisa menjadi pilihan untuk mengingat kematian dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Malam pergantian tahun adalah simbol dari berakhirnya satu fase kehidupan dan dimulainya fase yang baru. Oleh karena itu, sambutlah dengan penuh kesadaran, bukan dengan hura-hura. Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk berintrospeksi, memperbaiki diri, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dengan begitu, pergantian tahun bukan hanya sekadar pergantian kalender, tetapi juga momentum untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perayaan tahun baru dalam bingkai Islam seharusnya menjadi refleksi diri, bukan hanya sekadar pesta pora tanpa makna.