Di tengah dominasi pemain sepak bola Eropa, nama Alireza Jahanbakhsh muncul sebagai representasi talenta Asia yang tak bisa diremehkan. Bukan sekadar pemain sepak bola biasa, pria kelahiran Iran, 11 Agustus 1993 ini telah mengukir sejarah di berbagai liga top Eropa. Perjalanan kariernya yang dimulai dari akademi di Iran hingga mencapai puncak di klub-klub besar Eropa menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda.
Awal Mula di Iran: Dari Damash Tehran Hingga Liga Pro
Perjalanan Jahanbakhsh di dunia sepak bola dimulai dari akademi Damash Tehran pada tahun 2008. Tiga tahun kemudian, di usia yang masih sangat muda, ia berhasil menembus tim utama Damash Gilan dan mencatatkan debutnya di Liga Pro Iran. Ia bahkan dikenal sebagai salah satu pemain termuda yang pernah membela Damash, sebuah bukti bakatnya yang menonjol sejak dini.
Melangkah ke Eropa: Membangun Reputasi di Belanda
Tahun 2013 menjadi titik balik dalam karier Jahanbakhsh. Ia mendapatkan kesempatan emas untuk bergabung dengan klub Eredivisie Belanda, NEC. Setelah menjalani tes medis dan mengurus izin kerja, ia resmi menjadi bagian dari NEC pada 1 Juli 2013. Debutnya terjadi pada 3 Agustus 2013 melawan Groningen.
Also Read
Kiprahnya di NEC menjadi batu loncatan untuk karier yang lebih gemilang. Pada tahun 2015, Jahanbakhsh menandatangani kontrak lima tahun dengan klub AZ Alkmaar. Ia mencatatkan debutnya pada September 2015 melawan De Graafschap, di mana AZ berhasil meraih kemenangan 3-1. Di AZ, kemampuan Jahanbakhsh semakin terasah dan ia berhasil membuktikan kualitasnya sebagai salah satu pemain sayap terbaik di Eredivisie. Bahkan, pada tahun 2016, ia dinobatkan sebagai pemain sayap terbaik di Liga Belanda. Tak hanya itu, Jahanbakhsh juga mencatatkan sejarah sebagai pemain Asia pertama yang berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di liga Eropa tingkat atas. Sebuah pencapaian yang sangat membanggakan dan mengharumkan nama Asia di panggung sepak bola Eropa.
Merumput di Liga Inggris dan Kembali ke Belanda
Setelah sukses di Belanda, Jahanbakhsh melanjutkan petualangannya ke Inggris. Pada tahun 2018, ia bergabung dengan Brighton & Hove Albion dengan kontrak lima tahun. Meski harus beradaptasi dengan gaya bermain di Liga Premier yang lebih keras, Jahanbakhsh berhasil mencetak gol pertamanya untuk Brighton pada tahun 2019 melawan Bournemouth.
Namun, perjalanan kariernya tak berhenti di Brighton. Pada tahun 2021, Jahanbakhsh memutuskan untuk kembali ke Belanda dan bergabung dengan Feyenoord dengan kontrak tiga tahun. Ia membuat penampilan perdananya pada 29 Juli melawan FC Drita dan berhasil membawa Feyenoord menang dengan skor 3-2.
Kehidupan Pribadi yang Harmonis
Di balik kariernya yang gemilang di lapangan hijau, Jahanbakhsh juga dikenal sebagai sosok yang harmonis dalam kehidupan pribadinya. Ia telah menemukan cinta sejatinya pada Sahebeh Jahanbakhsh dan kini telah dikaruniai seorang anak. Kehidupan keluarga kecilnya ini berjalan jauh dari sorotan media, yang menunjukkan bahwa Jahanbakhsh lebih memilih untuk menjaga privasi keluarganya.
Kesimpulan: Inspirasi dari Timur Tengah
Alireza Jahanbakhsh adalah bukti nyata bahwa talenta sepak bola tidak hanya dimiliki oleh pemain dari Eropa. Dengan kerja keras, dedikasi, dan bakat yang luar biasa, ia berhasil menembus persaingan di liga-liga top Eropa dan menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda di Asia. Perjalanan kariernya yang penuh liku, dari akademi di Iran hingga menjadi pemain andalan di klub-klub besar Eropa, adalah kisah sukses yang patut disimak dan menjadi motivasi bagi siapa pun yang bermimpi untuk meraih puncak kesuksesan dalam dunia sepak bola.