Lagu "To The Bone" dari Pamungkas, yang dirilis pada 14 Juni 2019, terus memikat pendengar dengan melodi yang catchy dan lirik yang penuh makna. Di balik lagu yang sering diputar ini, tersimpan cerita tentang keinginan mendalam, penantian, dan kerumitan cinta yang tak terucapkan. Rizky Rahmahadian Pamungkas, sang penyanyi, produser, sekaligus aktor, merangkai lirik ini seolah membuka lembaran hati yang paling dalam.
Lagu ini bukan sekadar ungkapan rindu biasa. "To The Bone" menggambarkan obsesi, sebuah hasrat yang begitu kuat hingga meresap ke dalam tulang. Lirik "I want you to the bone" yang diulang-ulang, bukan hanya sekadar kalimat romantis, namun juga representasi dari keinginan yang tak terbendung. Pamungkas menggambarkan bagaimana ia merindukan seseorang secara totalitas, melampaui batas fisik dan emosi.
Yang menarik, lagu ini justru mengisahkan tentang perasaan yang dipendam. Pamungkas seolah terjebak dalam pilihan untuk tidak mengungkapkan perasaannya secara langsung. Lirik "Maybe I nurture it more, By saying how it feel, But I did mean it before" menunjukkan adanya dilema antara ingin jujur dan menahan diri. Ini adalah gambaran umum tentang bagaimana cinta, seringkali, diwarnai oleh ketakutan dan keraguan.
Also Read
Lebih dari itu, "To The Bone" juga menyentuh tema penantian. Lirik "I’m still longing for you", dan "I’m still waiting on you" menyiratkan adanya harapan, walau mungkin tak berbalas. Pamungkas seperti merelakan diri dalam ketidakpastian, sembari terus berharap bahwa pujaan hatinya akan menyadari perasaannya. Penantian ini bukan tanpa alasan, dalam lirik lagu tersirat kemungkinan bahwa cinta yang dipilih adalah cinta yang sulit didapatkan, cinta yang mungkin tidak akan pernah diterima.
"Maybe we choose the only love, We know we won’t accept," penggalan lirik ini membuka perspektif baru. Bahwa mungkin saja, manusia seringkali memilih cinta yang penuh tantangan, bukan karena tidak ada pilihan lain, tetapi karena ada rasa yang sulit untuk diabaikan. Ada sisi masokisme dalam cinta, dimana ketidakmungkinan justru menjadi daya tarik tersendiri.
Bagian chorus yang catchy, "Take me home, I’m fallin’, Love me long, I’m rollin’, Losing control, body and soul," adalah gambaran dari kehilangan kendali yang disebabkan oleh cinta. Cinta yang digambarkan Pamungkas di lagu ini adalah cinta yang memabukkan, cinta yang membuat seseorang rela menyerahkan segalanya. Ada kepasrahan dan kebahagiaan dalam proses kehilangan kendali ini, menggambarkan sisi lain dari cinta yang tidak selalu tentang kesempurnaan.
"To The Bone" bukan sekadar lagu cinta biasa. Liriknya menyentuh kerumitan emosi yang universal, sebuah gambaran tentang keinginan, keraguan, penantian, dan penerimaan. Lagu ini mengajak kita untuk merenungkan kembali tentang makna cinta, dan bagaimana cinta seringkali datang dalam bentuk yang tak terduga dan sulit dipahami. Dengan lirik yang puitis dan melodi yang ear-catching, "To The Bone" adalah lagu yang akan terus relevan dan menyentuh hati para pendengarnya.