I Nyoman Nuarta, nama yang tak asing lagi di dunia seni rupa Indonesia, kembali mencuri perhatian publik. Bukan hanya karena karya-karya patung monumentalnya yang tersebar di berbagai penjuru negeri, tetapi juga karena perannya sebagai perancang Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Mari kita telusuri lebih dalam profil, perjalanan karir, dan pengaruh sang maestro ini.
Lahir dan Tumbuh di Lingkungan Seni
Lahir sebagai putra keenam dari sembilan bersaudara, I Nyoman Nuarta tumbuh dalam keluarga sederhana. Namun, benih seni rupanya telah tertanam sejak dini. Paman I Nyoman Nuarta, Ketut Dharma Susila, seorang guru seni rupa, menjadi sosok yang mengenalkannya pada dunia seni. Di bawah bimbingan pamannya, bakat I Nyoman Nuarta mulai berkembang.
Pendidikan formal seni rupa ia tempuh di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang membekalinya dengan dasar-dasar teori dan praktik seni yang kuat. Kecintaannya pada Bandung membuatnya tetap memilih kota kembang ini sebagai tempat tinggalnya hingga kini.
Also Read
Pematung dengan Gaya Khas dan Inovatif
Lebih dari sekadar pematung, I Nyoman Nuarta adalah seorang inovator. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada tahun 1976. Ini adalah gerakan yang mendobrak batasan-batasan seni rupa konvensional dan membuka ruang bagi eksplorasi ide-ide baru. Karya-karya I Nyoman Nuarta pun mencerminkan keberaniannya untuk terus bereksperimen dengan berbagai gaya dan teknik.
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali adalah salah satu bukti keahliannya dalam menciptakan karya monumental yang memukau. Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya dan Monumen Proklamasi Indonesia di Jakarta juga merupakan mahakarya lain yang menandai jejak langkahnya. Yang menarik, I Nyoman Nuarta piawai mengolah bahan seperti tembaga dan kuningan menjadi karya seni yang bernilai tinggi dan punya daya tahan.
Penghargaan dan Pengakuan Atas Dedikasi pada Seni
Dedikasi dan kontribusi I Nyoman Nuarta pada dunia seni telah mengantarkannya meraih berbagai penghargaan. Dari penghargaan Ganesha Widya Jasa Adiutama dari ITB hingga penghargaan nasional dalam kategori Desain Industri, semua itu merupakan pengakuan atas kiprahnya. Penghargaan kultural dari Presiden dan pemerintah Provinsi Bali, serta gelar ‘Shiri Padma’ dari pemerintah India, makin memantapkan posisinya sebagai seniman yang diakui secara internasional.
Yang tak kalah penting adalah penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menegaskan pengakuan negara atas kontribusinya di bidang budaya.
Merancang Istana Negara IKN: Ikon Garuda dan Harapan Baru
Puncak karier I Nyoman Nuarta, salah satunya, adalah ketika desainnya terpilih sebagai konsep Istana Kepresidenan Nusantara di IKN. Desain yang mengambil inspirasi dari burung Garuda, simbol kekuatan dan kejayaan bangsa, merupakan visi yang kuat dan relevan untuk ibu kota baru. Pemilihan desain ini oleh Presiden Joko Widodo melalui sayembara menunjukkan kepercayaan besar pada kemampuan I Nyoman Nuarta untuk merancang ikon yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna.
Kehadiran I Nyoman Nuarta sebagai perancang Istana Negara IKN bukan hanya tentang proyek konstruksi, tetapi juga tentang harapan dan cita-cita bangsa. Ia adalah representasi bagaimana seni dapat bersinergi dengan pembangunan dan membentuk identitas bangsa yang kuat. Karya-karyanya akan terus menginspirasi generasi mendatang, membuktikan bahwa seni memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
I Nyoman Nuarta bukan hanya seorang seniman, ia adalah maestro yang karyanya menjadi cerminan sejarah dan harapan Indonesia. Ia membuktikan bahwa imajinasi dan kreativitas tak mengenal batas, dan seni dapat menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih baik.