Film dokumenter "Before the Flood" bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah panggilan mendesak bagi kita semua. Dibintangi Leonardo DiCaprio, seorang aktor kawakan yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan, film ini membawa kita dalam perjalanan global untuk melihat langsung dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Kisah film ini dibuka dengan visualisasi lukisan karya Hieronymus Bosch, yang menggambarkan siklus kehidupan dari taman Eden, menuju kesenangan duniawi, hingga kehancuran. Visualisasi ini menjadi metafora yang kuat, mengingatkan kita bahwa tindakan manusia saat ini dapat menentukan nasib bumi di masa depan.
Perjalanan DiCaprio membawa kita ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di hutan hujan Sumatera, salah satu dari tiga hutan hujan terbesar yang tersisa di dunia, kita menyaksikan langsung bagaimana pembakaran hutan terjadi secara masif. Ironisnya, pembakaran ini didorong oleh kepentingan bisnis kelapa sawit, bahan baku yang kita temukan di begitu banyak produk sehari-hari. Lebih miris lagi, aktivitas ini ternyata tak lepas dari dugaan praktik korupsi yang melibatkan oknum pejabat pemerintahan.
Also Read
Film ini tidak hanya menyajikan fakta-fakta kerusakan lingkungan, tetapi juga menyoroti akar masalahnya. Konsumsi berlebihan dan ketidakpedulian kita terhadap lingkungan menjadi penyebab utama perubahan iklim. "Before the Flood" berhasil merangkai narasi yang kuat, didukung dengan wawancara bersama tokoh-tokoh penting dunia, seperti Barack Obama dan para ilmuwan terkemuka.
Wawancara dengan Obama, misalnya, memberikan gambaran tentang usaha dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim. Di sisi lain, percakapan DiCaprio dengan seorang astronaut NASA membuka harapan bahwa kita masih bisa memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Film ini juga menyoroti perjanjian iklim Paris sebagai langkah penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Before the Flood" lebih dari sekadar film dokumenter tentang lingkungan. Ia adalah sebuah alarm yang membangunkan kesadaran kita tentang tanggung jawab kita terhadap bumi. Film ini mengajak kita untuk melihat perubahan iklim bukan hanya sebagai isu lingkungan, tetapi juga sebagai ancaman nyata bagi kehidupan manusia.
Perspektif Baru: Lebih dari Sekadar Isu Lingkungan
Lebih dalam, "Before the Flood" juga menyentil tentang ketidakadilan. Bagaimana negara-negara berkembang sering kali menjadi korban dari dampak perubahan iklim, padahal mereka bukan penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Pembakaran hutan di Indonesia, misalnya, bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang kompleks.
Film ini juga mengingatkan kita tentang kekuatan individu. Meskipun masalah perubahan iklim terasa begitu besar, setiap tindakan kecil yang kita lakukan memiliki dampak. Memilih produk yang ramah lingkungan, mengurangi konsumsi daging, atau berpartisipasi dalam aksi-aksi lingkungan, adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil sebagai individu.
"Before the Flood" adalah film yang wajib ditonton oleh semua orang, bukan hanya para aktivis lingkungan. Film ini bukan hanya tentang fakta dan angka, tetapi juga tentang harapan dan tindakan. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk menjadi bagian dari solusi, bukan menjadi bagian dari masalah. Dengan memahami urgensi masalah ini dan mengambil tindakan nyata, kita dapat mewariskan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang.