Disfungsi ereksi, atau yang lebih dikenal dengan istilah impotensi, menjadi momok bagi sebagian pria dewasa. Masalah ini tak hanya mengganggu kualitas hubungan seksual, tetapi juga bisa menurunkan rasa percaya diri. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, salah satunya dengan penggunaan vakum penis. Namun, seberapa efektifkah alat ini? Dan apa saja yang perlu diperhatikan sebelum menggunakannya? Mari kita bahas lebih dalam.
Vakum penis, atau vacuum constriction device dalam bahasa Inggris, adalah alat bantu yang dirancang untuk membantu pria mencapai dan mempertahankan ereksi. Alat ini bekerja dengan mekanisme sederhana: menciptakan vakum di sekitar penis, yang menarik darah ke organ tersebut dan memicu ereksi. Alat ini terdiri dari tabung plastik, pompa (manual atau bertenaga baterai), dan cincin yang dipasang di pangkal penis.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Prinsip kerja vakum penis adalah menciptakan tekanan negatif di sekitar penis. Pompa digunakan untuk menarik udara keluar dari tabung, sehingga menciptakan ruang hampa. Akibatnya, darah akan mengalir deras ke penis, memicu ereksi. Cincin kemudian dipasang di pangkal penis untuk menjaga agar darah tetap berada di sana dan ereksi dapat bertahan. Proses ini biasanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.
Also Read
Siapa yang Cocok Menggunakan Vakum Penis?
Vakum penis umumnya direkomendasikan untuk pria yang mengalami disfungsi ereksi akibat kondisi-kondisi berikut:
- Kerusakan saraf akibat diabetes
- Efek samping operasi prostat
- Kondisi psikologis, seperti stres atau kecemasan
- Penyakit pembuluh darah
Namun, alat ini tidak disarankan bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti:
- Gangguan pembekuan darah
- Penyakit Peyronie (penyakit yang menyebabkan kelengkungan penis)
- Priapisme (ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam)
Langkah-langkah Penggunaan Vakum Penis yang Tepat
Agar efektif dan aman, penggunaan vakum penis perlu dilakukan dengan benar. Berikut langkah-langkahnya:
- Persiapan: Cukur rambut kemaluan (opsional) untuk mencegah cincin terlilit. Oleskan pelumas berbahan dasar air pada pangkal penis untuk memudahkan pemasangan cincin.
- Pemasangan Tabung: Masukkan penis ke dalam tabung plastik. Pastikan tabung menutupi seluruh bagian penis.
- Pemompaan: Gunakan pompa untuk menarik udara keluar dari tabung. Lakukan perlahan dan bertahap hingga penis mencapai ereksi yang diinginkan.
- Pemasangan Cincin: Setelah ereksi sempurna, pasang cincin di pangkal penis. Cincin ini berfungsi menahan darah di penis agar ereksi bertahan.
- Pelepasan Tabung: Lepaskan tabung dari penis setelah cincin terpasang.
- Pelepasan Cincin: Lepaskan cincin setelah selesai berhubungan seksual. Jangan biarkan cincin terpasang lebih dari 30 menit untuk mencegah gangguan aliran darah.
- Pembersihan: Cuci dan keringkan alat vakum penis setelah digunakan untuk menjaga kebersihan.
Efek Samping Penggunaan Vakum Penis
Penggunaan vakum penis umumnya aman, namun beberapa efek samping mungkin terjadi, terutama pada penggunaan pertama kali. Beberapa efek samping yang umum meliputi:
- Ketidaknyamanan: Beberapa pria mungkin merasa tidak nyaman saat menggunakan alat ini, terutama saat pertama kali.
- Memar: Munculnya bercak kecil berwarna hitam atau biru pada batang penis akibat pecahnya pembuluh darah kecil.
- Perubahan Ejakulasi: Volume cairan sperma yang keluar saat ejakulasi mungkin berkurang, namun tidak mempengaruhi kenikmatan seksual.
- Nyeri: Rasa nyeri dapat dirasakan jika cincin terlalu ketat atau terpasang terlalu lama.
Penting untuk Diperhatikan
Sebelum memutuskan untuk menggunakan vakum penis, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Dokter dapat memberikan saran yang tepat mengenai penggunaan alat ini sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Selain itu, pastikan Anda memahami cara penggunaan yang benar untuk meminimalkan risiko efek samping.
Vakum penis bisa menjadi solusi efektif bagi pria yang mengalami disfungsi ereksi. Namun, alat ini bukanlah solusi permanen dan tidak menyembuhkan penyebab dasar impotensi. Penting untuk diingat bahwa gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur, pola makan seimbang, dan pengelolaan stres, juga berperan penting dalam menjaga kesehatan seksual pria.