Gatal di area kewanitaan? Jangan anggap sepele! Kondisi ini bukan hanya bikin tidak nyaman, tapi juga bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Sensasi gatal yang terus menerus bisa membuat aktivitas sehari-hari terganggu dan menurunkan kualitas hidup. Yuk, kita bedah satu per satu 10 penyebab vagina terasa gatal, agar kamu bisa lebih waspada dan melakukan tindakan yang tepat.
1. Salah Cukur, Kulit Meradang
Mencukur bulu kemaluan memang bisa membuat kulit terasa lebih halus, tapi hati-hati! Rambut yang tumbuh kembali bisa memicu rasa gatal. Selain itu, alat cukur yang kurang bersih atau teknik mencukur yang salah juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif di area vagina dan selangkangan. Sebaiknya gunakan alat cukur yang bersih dan tajam, serta oleskan pelembab setelah bercukur untuk mencegah iritasi.
2. Bacterial Vaginosis (BV), Si Biang Kerok Utama
Bacterial vaginosis atau BV adalah penyebab gatal vagina yang paling umum. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri dalam vagina yang mengubah pH alami. Hubungan seks tanpa kondom dan kebiasaan douching (membersihkan vagina dengan cairan) bisa meningkatkan risiko BV. Hindari douching dan selalu gunakan kondom saat berhubungan seks untuk menjaga kesehatan area kewanitaan.
Also Read
3. Penyakit Menular Seksual (PMS), Bukan Cuma Soal Hubungan Intim
PMS seperti herpes, klamidia, dan gonore dapat menyebabkan gatal, nyeri, dan rasa terbakar di vagina. Penularannya melalui hubungan seksual (vaginal, oral, anal) tanpa kondom. Gonta-ganti pasangan dan aktif berhubungan seks di usia muda juga meningkatkan risikonya. Waspadai gejala-gejala ini, karena seringkali disalahartikan sebagai masalah umum. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala PMS.
4. Fluktuasi Hormon, Bikin Vagina Ikutan Sensitif
Perubahan hormon estrogen, seperti saat menstruasi, hamil, menggunakan pil KB, atau menopause, bisa memicu gatal pada vagina. Khususnya saat menopause, kadar estrogen menurun drastis, membuat dinding vagina mengering dan menipis, sehingga lebih rentan terhadap iritasi dan gatal. Konsultasikan dengan dokter mengenai penanganan yang tepat jika kamu mengalami masalah ini.
5. Lichen Sclerosus, Kondisi Kulit Langka yang Perlu Diwaspadai
Lichen sclerosus adalah kondisi langka yang menyebabkan bercak putih pada kulit, terutama di sekitar vulva. Biasanya dialami oleh wanita pasca menopause. Selain gatal, kondisi ini juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Jika kamu mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
6. Kutu Kemaluan, Si Kecil yang Mengganggu
Sama seperti kutu di kepala, kutu kemaluan juga bisa menyebabkan gatal yang sangat mengganggu. Gigitan dan telur kutu dapat membuat kulit iritasi. Jaga kebersihan area kewanitaan dan hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran kutu kemaluan.
7. Stres, Si Pembunuh Kekebalan Tubuh yang Tak Disadari
Stres ternyata juga bisa jadi penyebab gatal vagina. Saat stres, sistem kekebalan tubuh bisa melemah, membuat tubuh lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk gatal pada area kewanitaan. Kelola stres dengan baik melalui olahraga, meditasi, atau hobi yang menyenangkan.
8. Psoriasis Vulva, Muncul dari Dalam
Psoriasis tidak hanya menyerang kulit di bagian tubuh lain, tapi juga bisa muncul di area vulva, bahkan di dalam vagina. Gejala psoriasis bisa berupa plak atau ruam kemerahan yang terasa gatal. Jika kamu memiliki riwayat psoriasis dan mengalami gatal di vagina, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
9. Eksim, Penyakit Kulit yang Bisa Menyebar
Eksim juga bisa jadi penyebab gatal dan kemerahan pada vagina. Jika kamu memiliki riwayat eksim dan merasakan gatal di area kewanitaan, segera periksakan diri ke dokter. Eksim bisa saja menyebar ke area sekitar kelamin.
10. Dermatitis Kontak, Alergi Produk Tertentu
Dermatitis kontak adalah iritasi kulit akibat alergi terhadap bahan kimia dalam produk tertentu. Jika kulitmu sensitif terhadap bahan pembuat kondom, lubrikan, sabun, atau deterjen, vagina akan rentan terhadap gatal. Identifikasi pemicu alergi dan hindari produk-produk tersebut.
Penting! Jangan Tunda Konsultasi ke Dokter
Jika kamu mengalami gatal pada vagina yang terus menerus dan tidak kunjung membaik, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti gatal dan memberikan penanganan yang tepat. Jangan mengobati sendiri, karena bisa memperparah kondisi dan menunda penanganan yang tepat. Ingat, kesehatan area kewanitaan adalah bagian penting dari kesehatan tubuhmu secara keseluruhan. Jaga selalu kebersihannya dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika ada masalah.