Lagu "April" dari Fiersa Besari bukan sekadar melodi yang mengalun indah, tetapi juga sebuah narasi pilu tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Fiersa, seorang musisi sekaligus penulis asal Bandung, berhasil merangkum perasaan sakit dan harapan dalam lirik-lirik yang sederhana namun begitu dalam. Lagu ini, yang sempat viral di jagat maya, mengajak kita menyelami lorong-lorong hati yang terluka dan merenungkan makna sebuah perpisahan.
Lagu ini dibuka dengan pertanyaan yang menggugah, "Coba tanya hatimu sekali lagi, sebelum engkau benar-benar pergi." Sebuah ungkapan keraguan dan harapan yang masih tersisa, seolah meminta kesempatan terakhir untuk memastikan apakah masih ada ruang di hati orang yang dicintai. Kerinduan dan keyakinan yang begitu besar terpancar dari lirik "Karena hatiku masih menyimpanmu." Meski kisah cinta baru seumur jagung, kesan yang ditinggalkan begitu membekas.
Dalam lagu ini, Fiersa tidak berusaha menyembunyikan kerapuhannya. Ia mengakui bahwa dirinya bukanlah manusia sempurna, namun ia tak pernah berhenti berusaha. Upaya-upaya untuk membahagiakan orang terkasih, meskipun tak pernah berbalas, menjadi bukti ketulusan cintanya. Sebuah pengorbanan yang seringkali dilakukan oleh mereka yang sedang dilanda asmara. Lirik "Bahagiamu juga bahagiaku" menggambarkan cinta tanpa syarat, di mana kebahagiaan orang yang dicintai menjadi prioritas utama.
Also Read
Namun, di balik ketulusan itu, terselip juga kepedihan yang mendalam. Ketika sang pujaan hati rapuh, pundaknya selalu siap menjadi sandaran. Tangannya tak pernah melepas, bahkan di saat terberat sekalipun. Sebuah kesetiaan yang jarang ditemui, sebuah janji yang dipegang teguh. Keyakinan yang kuat bahwa kekasihnya akan kembali, tercermin dari kalimat "Tak pernah lelah menanti, karena kuyakin kau akan kembali." Keyakinan ini menjadi semacam mantra yang menghidupkan harapan, meski kenyataan mungkin berkata lain.
Perasaan rindu dan kehilangan begitu terasa ketika Fiersa menulis "Sungguh aku rindu berbagi tawa, kini kita tidak lagi menyapa." Perpisahan telah menciptakan jarak, namun tidak memudarkan rasa cinta. Ia memilih untuk mengagumi dari kejauhan, menyaksikan senyum yang tak lagi ditujukan padanya. Sebuah pengorbanan lain, cinta yang diam-diam mendoakan kebahagiaan orang terkasih.
Bagian yang paling menyentuh dari lagu ini adalah ketika Fiersa menyampaikan bahwa ia akan terus menanti, meski ia tahu bahwa sang kekasih mungkin tak akan pernah kembali. "Meskipun engkau tak akan kembali, masih berharap, karena kuyakin kau akan kembali." Sebuah penegasan tentang cinta yang abadi, cinta yang tak pernah pudar oleh waktu dan keadaan.
"April" bukan sekadar lagu tentang patah hati, tetapi juga sebuah perayaan tentang keteguhan hati dan keyakinan akan cinta. Fiersa Besari berhasil merangkai kata-kata yang menyentuh kalbu, membawa kita menyelami perasaan yang pernah atau mungkin sedang kita rasakan. Lagu ini menjadi pengingat bahwa cinta, meski kadang menyakitkan, selalu menyisakan pelajaran berharga tentang ketulusan, kesetiaan, dan harapan. Sebuah kisah cinta yang mungkin tak berakhir bahagia, tetapi tetap layak untuk dirayakan dalam setiap baitnya.