Di tengah pusaran kehidupan yang kian kompleks, godaan untuk meraih kekayaan secara instan kerap menghantui. Pesugihan, jalan pintas yang menjanjikan kekayaan dengan imbalan yang mengerikan, masih menjadi momok yang menakutkan. Namun, di tengah kegelapan ini, ada lentera yang bisa menuntun kita: doa, ilmu, dan syukur.
Doa: Benteng Perlindungan dari Godaan Syirik
Sebagaimana disebutkan dalam artikel sebelumnya, doa memiliki kekuatan sebagai perisai dari godaan pesugihan. Mengamalkan basmalah 21 kali sebelum tidur adalah langkah sederhana namun sarat makna. Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan ungkapan ketergantungan total kepada Allah SWT. Ia adalah pengakuan bahwa hanya Allah SWT yang Maha Melindungi dan Maha Penjaga.
Doa perlindungan yang dikutip dari Syekh Ahmad al-Shawi pun menjadi amunisi tambahan. Dalam doa itu, kita menitipkan segala yang kita miliki kepada Allah, memohon penjagaan dari segala keburukan, termasuk godaan setan, orang yang berniat jahat, hingga kezaliman. Doa ini bukan hanya sekadar mantra, melainkan manifestasi iman dan pengharapan kepada Allah.
Also Read
Ilmu: Memahami Hakikat Pesugihan
Lebih dari sekadar doa, pemahaman yang mendalam tentang hakikat pesugihan adalah benteng pertahanan yang kokoh. Pesugihan bukanlah jalan menuju kekayaan sejati, melainkan jalan sesat yang menjerumuskan pada perbuatan syirik, perbuatan yang paling dibenci Allah. Dengan ilmu agama, kita akan mampu membedakan antara jalan yang halal dan haram, antara berkah dan laknat.
Ilmu juga mengajarkan kita bahwa kekayaan sejati bukan diukur dari seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan seberapa besar keberkahan yang terkandung di dalamnya. Kekayaan yang diperoleh dengan cara yang haram, seperti pesugihan, akan membawa kesengsaraan dan kegelisahan, bukan kebahagiaan dan ketenangan.
Syukur: Kunci Meraih Ketenangan Hati
Salah satu akar dari godaan pesugihan adalah ketidakpuasan dan iri hati. Kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan merasa kurang dengan apa yang kita miliki. Di sinilah pentingnya syukur, kemampuan untuk menghargai dan mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan.
Syukur bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan rasa bahagia dan puas dengan apa yang kita miliki. Dengan bersyukur, kita akan terhindar dari rasa iri hati, dengki, dan keinginan untuk meraih kekayaan dengan cara yang haram. Syukur juga mengajarkan kita untuk fokus pada kelebihan yang kita miliki dan tidak terpaku pada kekurangan.
Salat: Menguatkan Koneksi dengan Sang Pencipta
Salat adalah tiang agama, pilar utama yang meneguhkan keimanan seorang muslim. Salat bukan sekadar ritual formal, melainkan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, memohon pertolongan, dan menguatkan koneksi spiritual. Dalam setiap gerakan salat, kita menegaskan bahwa hanya Allah-lah tempat kita bergantung dan memohon pertolongan.
Dengan menjalankan salat secara khusyuk dan istiqomah, kita akan semakin dekat dengan Allah SWT. Kedekatan ini akan menghindarkan kita dari godaan duniawi dan memberikan ketenangan hati dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan, termasuk godaan pesugihan.
Penutup
Pesugihan adalah jalan pintas yang menawarkan ilusi kekayaan, namun di baliknya tersembunyi kehancuran dan kesengsaraan. Doa, ilmu, syukur, dan salat adalah benteng pertahanan yang kokoh untuk menghindari jerat pesugihan. Dengan mengamalkan nilai-nilai tersebut, kita akan terhindar dari godaan duniawi dan meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Marilah kita jadikan agama sebagai kompas dalam menjalani kehidupan, dan senantiasa memohon perlindungan dari Allah SWT.