Kota Semarang, menyimpan cerita di setiap sudutnya. Bukan hanya arsitektur kuno dan kuliner lezat, tapi juga kisah-kisah misteri yang turun temurun. Salah satu yang paling terkenal adalah Tanjakan Gombel, sebuah ruas jalan yang menghubungkan Semarang bawah dan atas, yang juga menyimpan berbagai mitos dan legenda.
Tanjakan ini terletak di daerah Ngesrep, Banyumanik, dan menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Konon, nama "Gombel" berasal dari Wewe Gombel, makhluk halus yang sering dikaitkan dengan penculikan anak. Namun, benarkah mitos itu yang menjadi akar misteri tanjakan ini?
Kecelakaan dan Penunggu Tak Kasat Mata
Tanjakan Gombel memang dikenal dengan angka kecelakaan yang cukup tinggi. Bukan tanpa alasan, banyak yang percaya bahwa ada entitas tak kasat mata yang menghuni tanjakan ini. Sosok penunggu yang konon marah dan merasa terganggu, seringkali dikaitkan sebagai penyebab utama terjadinya kecelakaan.
Also Read
Jejak Sejarah dan Makam yang Hilang
Ada pula yang mengatakan bahwa Tanjakan Gombel dibangun di atas bekas makam pecinan pada masa penjajahan Belanda. Pembangunan jalan yang melewati area pemakaman ini, dipercaya telah mengusik ketenangan para leluhur. Mitos ini kemudian berkembang dan semakin memperkuat aura mistis tanjakan tersebut.
Teror Wewe Gombel dan Pengalaman Mistis
Mitos Wewe Gombel juga masih santer diperbincangkan di sekitar tanjakan. Banyak cerita tentang pengendara yang merasa diteror oleh makhluk ini saat melintas, terutama di malam hari. Meskipun banyak yang menganggapnya sebagai cerita rakyat biasa, tidak sedikit pula yang mengaku pernah mengalami pengalaman mistis di sana.
Meluruskan Mitos: Fakta dan Realitas
Meskipun mitos dan kisah misteri selalu menyelimuti Tanjakan Gombel, ada fakta yang perlu diluruskan. Pertama, nama Gombel kemungkinan bukan berasal dari Wewe Gombel. Kedua, jalan ini sudah ada sejak tahun 1934 dan mengalami perkembangan. Lalu, apa yang sering dianggap sebagai kuburan di pinggir jalan, sebenarnya adalah Altar Tolak Bala yang dibangun pada tahun 1970. Altar ini didirikan sebagai respons atas banyaknya kecelakaan yang terjadi, dengan harapan dapat memberikan perlindungan dan keselamatan bagi para pengguna jalan.
Altar ini memiliki tulisan dalam bahasa Mandarin "Namo Amituofo" yang berarti Aman dan Damai. Sebuah simbol pengharapan akan keselamatan dan kedamaian di area yang kerap dilanda musibah.
Antara Mitos dan Fakta: Merenungi Makna Tanjakan Gombel
Tanjakan Gombel bukan hanya sekadar ruas jalan. Ia adalah potret sejarah dan budaya yang hidup di tengah masyarakat Semarang. Mitos dan cerita misteri yang menyelimutinya, menjadi bagian dari warisan yang diwariskan secara turun-temurun.
Di satu sisi, kita perlu berhati-hati dan menghormati kepercayaan yang ada. Di sisi lain, kita juga perlu melihat fakta yang ada dengan lebih objektif. Tanjakan Gombel, dengan segala misterinya, memberikan pelajaran bahwa di balik setiap cerita, ada sejarah dan realita yang perlu kita pahami.