Pupuk Kompos Rumahan: Cara Mudah Olah Sampah Dapur Jadi Emas Hitam

Husen Fikri

Serba Serbi Kehidupan

Memiliki tanaman yang subur dan sehat adalah impian setiap orang, baik di halaman rumah yang luas maupun di pot-pot kecil di balkon apartemen. Salah satu kunci untuk mewujudkan impian itu adalah dengan memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Selain pupuk kimia, ada satu opsi pupuk alami yang tak kalah ampuh dan ramah lingkungan: pupuk kompos. Kabar baiknya, pupuk kompos ini bisa kita buat sendiri di rumah, bahkan dari sampah-sampah dapur yang seringkali kita buang begitu saja.

Bukan rahasia lagi jika Indonesia menghasilkan tumpukan sampah organik yang cukup besar setiap harinya. Alih-alih membiarkannya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mencemari lingkungan, sampah organik ini justru bisa kita manfaatkan menjadi pupuk kompos yang kaya akan nutrisi bagi tanaman kesayangan kita. Mari kita bedah lebih dalam cara mudah membuat pupuk kompos dari sampah organik rumahan.

Siapkan Bahan-bahannya, Ini yang Boleh dan Tidak Boleh Masuk Komposter

Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk mengetahui jenis sampah organik apa saja yang bisa kita olah menjadi kompos. Berikut daftar bahan-bahan yang bisa dan tidak bisa diikutsertakan dalam proses pengomposan:

Bahan yang Boleh:

  • Sisa sayuran dan buah-buahan (kulit buah, bonggol sayur, dll).
  • Ampas teh dan kopi.
  • Daun-daun kering dan rumput bekas pangkasan.
  • Kertas bekas, tisu, atau koran (sebaiknya disobek kecil-kecil).
  • Serbuk gergaji dari kayu yang tidak diolah (pastikan kayu tidak mengandung bahan kimia).
  • Kotoran hewan herbivora (kotoran sapi, kambing, kelinci, dll).
  • Potongan ranting dan dahan kecil.

Bahan yang Tidak Boleh:

  • Daging, tulang, minyak, lemak, atau makanan berminyak. Bahan-bahan ini akan menimbulkan bau tak sedap dan menarik hama.
  • Serbuk gergaji atau serpihan dari kayu yang diberi perlakuan tekanan atau bahan kimia.
  • Bekas minuman yang dilapisi bahan metalik.
  • Plastik, botol, atau kaleng bekas makanan/minuman.

Langkah-Langkah Membuat Pupuk Kompos Sederhana di Rumah:

  1. Cacah Sampah Organik: Langkah pertama, cacah atau potong-potong kecil sampah organik yang sudah kita kumpulkan. Semakin kecil ukuran sampah, semakin cepat proses pengomposan berlangsung. Gunakan pisau atau gunting untuk memperkecil ukurannya.

  2. Tambahkan Inokulan: Siapkan wadah atau komposter. Kemudian, tambahkan kompos jadi, tanah, pupuk kandang, atau serbuk gergaji sebagai inokulan. Inokulan ini berfungsi sebagai starter yang akan mempercepat proses penguraian.

  3. Aktifkan Mikroorganisme: Larutkan aktivator pengomposan (seperti EM4) dengan air sesuai dengan petunjuk pada kemasan. Siramkan larutan aktivator ke dalam campuran bahan kompos. Pastikan semua bagian tercampur rata.

  4. Atur Kelembapan: Periksa kelembapan campuran. Jika terlalu kering, tambahkan lagi larutan aktivator secukupnya hingga lembab, namun tidak becek. Kelembapan yang ideal adalah seperti spons yang diperas.

  5. Aerasi Rutin: Aduk campuran kompos secara berkala, misalnya seminggu sekali. Tujuannya adalah agar ada sirkulasi udara yang baik di dalam wadah kompos. Udara sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme pengurai.

  6. Pantau Proses: Perhatikan suhu di dalam wadah kompos. Jika suhu naik, ini menandakan bahwa mikroorganisme sedang bekerja keras menguraikan sampah organik.

  7. Tunggu Hingga Matang: Proses pengomposan biasanya memakan waktu antara 7-8 minggu. Pada fase ini, suhu dalam wadah akan kembali normal dan kompos sudah siap digunakan.

  8. Ayak Kompos: Setelah matang, kompos siap untuk diayak. Tujuannya adalah untuk memisahkan kompos halus yang siap pakai dengan sisa-sisa sampah yang belum terurai sempurna.

  9. Gunakan Kompos: Kompos yang sudah jadi memiliki ciri-ciri berwarna cokelat kehitaman, berbau tanah, dan berbutir halus. Pupuk kompos ini siap untuk digunakan pada tanaman kesayangan kita.

Manfaat Lebih dari Sekadar Pupuk:

Selain sebagai nutrisi tanaman, membuat pupuk kompos juga memiliki banyak manfaat lain, di antaranya:

  • Mengurangi Volume Sampah: Dengan mengolah sampah organik menjadi kompos, kita ikut berpartisipasi dalam mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA.
  • Menyuburkan Tanah: Kompos akan memperbaiki struktur tanah dan membuatnya lebih gembur, sehingga akar tanaman dapat tumbuh lebih optimal.
  • Hemat Biaya: Kita tidak perlu lagi membeli pupuk kimia yang harganya relatif mahal. Cukup manfaatkan sampah dapur dan pekarangan.
  • Ramah Lingkungan: Dengan menggunakan kompos, kita mengurangi penggunaan pupuk kimia yang bisa mencemari lingkungan.

Membuat pupuk kompos sendiri di rumah bukanlah hal yang sulit. Dengan sedikit usaha dan ketelatenan, kita tidak hanya membantu menyuburkan tanaman, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Jadi, tunggu apa lagi? Mari kita mulai mengolah sampah dapur menjadi "emas hitam" untuk tanaman kesayangan kita!

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar