Syekh Abubakar bin Salim, nama yang mungkin tak asing bagi umat Muslim, adalah sosok ulama besar dan waliyullah yang mewarnai abad ke-9 Hijriah. Bukan sekadar pewaris ilmu agama, beliau adalah pelita yang memancarkan cahaya dakwah, menuntun banyak jiwa menuju jalan spiritual yang lebih dalam. Mari kita selami lebih dalam jejak kehidupannya yang inspiratif.
Lahir pada 13 Jumadil Akhir 919 H dan berpulang pada 27 Dzulhijjah 992 H, Syekh Abubakar bin Salim, yang dikenal dengan gelar Al-Fakhrul Wujud, Shohibul Inat, dan Maula Katsib, berasal dari Kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Keistimewaan beliau tak hanya terletak pada keilmuannya, tetapi juga pada garis keturunan mulia yang bersambung hingga Rasulullah Muhammad SAW melalui Sayyidina Ali dan Sayyidatina Fathimah Az-Zahra. Beliau juga memiliki saudara kembar bernama Agil bin Salim yang kemudian menjadi leluhur keluarga Al-Attas.
Tumbuh di lingkungan yang kental dengan nuansa keilmuan dan kesalehan, Syekh Abubakar bin Salim berguru kepada ulama terkemuka seperti Syekh Makruf Bajamal. Dari beliau, ilmu agama didalami, termasuk tasawuf, serta penguasaan kitab-kitab klasik seperti Risalatul Qusyairiyah. Keahlian beliau tak berhenti di situ, wirid-wirid seperti Wirdul Kabir dan Wirdul Shaghir menjadi amalan rutin, dan karya tulis mendalam tentang ilmu hakikat, seperti "Mi’raj Al-Arwah", menjadi warisan berharga bagi generasi selanjutnya.
Also Read
Namun, Syekh Abubakar bin Salim bukan hanya seorang cendekiawan yang tenggelam dalam lautan ilmu. Ia juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dan peduli terhadap sesama. Keramahan dan kemurahan hatinya tercermin dari kebiasaan menjamu tamu dengan penuh suka cita, bahkan rela memotong hewan untuk menyambut mereka. Sikap ini menunjukkan bahwa keilmuan dan spiritualitas yang beliau miliki diimbangi dengan kepekaan sosial yang tinggi.
Dampak dari dakwah dan pendidikan yang disebarkan Syekh Abubakar bin Salim sangatlah luas. Banyak orang terinspirasi dan mengikuti jejaknya, termasuk murid-murid yang tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Yaman hingga Syam, India, dan Mesir. Hal ini menunjukkan betapa luasnya pengaruh dan kharisma beliau dalam menyebarkan ajaran Islam. Beliau bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang mentor spiritual yang jejaknya masih terasa hingga kini.
Kehidupan Syekh Abubakar bin Salim adalah cerminan dari perpaduan antara keilmuan, spiritualitas, dan kemanusiaan. Beliau mengajarkan bahwa ilmu agama harus diiringi dengan amalan nyata, dan bahwa seorang Muslim harus peka terhadap kebutuhan sesama. Kisah hidupnya adalah inspirasi bagi kita semua untuk terus belajar, beribadah, dan berbuat baik. Jejak spiritual dan dakwahnya akan terus menginspirasi generasi mendatang dalam mencari kedalaman makna kehidupan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.