Dunia sepak bola kembali kehilangan salah satu ikonnya. Bek sentral Portugal, Pepe, secara resmi mengumumkan pensiun dari karier profesionalnya pada Kamis malam (8/8/2024) WIB. Keputusan ini menandai akhir dari perjalanan panjang dan penuh warna pemain berusia 41 tahun yang dikenal dengan gaya bermain keras dan tanpa kompromi di lapangan hijau. Pertandingan perempat final Euro 2024 melawan Prancis menjadi penampilan terakhirnya sebagai seorang pemain.
Pengumuman pensiun Pepe memang cukup mengejutkan, meskipun usia yang tak lagi muda menjadi salah satu faktornya. Namun, pengabdiannya untuk sepak bola tak bisa dipandang sebelah mata. Kiprahnya sebagai pemain tertua yang pernah tampil di Piala Eropa menjadi salah satu bukti ketangguhan dan dedikasinya dalam menjaga performa di level tertinggi.
Reaksi atas pensiunnya pun beragam, salah satunya datang dari sahabat dekatnya, Cristiano Ronaldo. Keduanya, tak hanya rekan di timnas Portugal, tetapi juga pernah bahu membahu di Real Madrid selama delapan musim. Sentuhan emosional Ronaldo di media sosial menjadi bukti kuatnya persahabatan dan rasa hormat di antara mereka. Kebersamaan mereka di Real Madrid menorehkan berbagai gelar bergengsi, termasuk LaLiga dan Liga Champions, yang tentu akan selalu dikenang.
Also Read
Perjalanan karier Pepe dimulai dari Marítimo, klub asal Madeira, Portugal. Bakatnya yang menonjol membawanya ke FC Porto pada tahun 2004, tempat ia mulai dikenal sebagai bek tengah yang solid. Bersama Porto, ia meraih berbagai gelar termasuk Primeira Liga dan Taça de Portugal.
Karier Pepe mencapai puncak saat berseragam Real Madrid pada musim panas 2007. Ketangguhannya di lini belakang membuatnya menjadi salah satu pemain kunci. Namun, tak hanya berprestasi, gaya bermainnya yang agresif dan kadang kontroversial juga membuatnya menjadi sorotan.
Setelah meninggalkan Real Madrid pada tahun 2017, Pepe sempat merasakan petualangan di Beşiktaş selama satu musim sebelum akhirnya kembali ke FC Porto pada Januari 2019. Di periode keduanya bersama Porto, ia tak hanya menjadi pemain penting, tetapi juga diangkat sebagai kapten tim pada Oktober 2020, membuktikan kualitas kepemimpinannya di lapangan.
Di level internasional, Pepe telah mengukir sejarah panjang bersama timnas Portugal. Ia tampil di tiga Piala Dunia dan empat Kejuaraan Eropa UEFA. Puncak kariernya bersama timnas adalah saat menjuarai Euro 2016, sebuah pencapaian yang akan selalu dikenang oleh para penggemar sepak bola Portugal.
Salah satu aspek ikonik dalam karier Pepe adalah duetnya dengan Sergio Ramos di lini belakang Real Madrid. Keduanya, dengan gaya bermain yang sama-sama keras dan tanpa kompromi, membentuk pertahanan yang sulit ditembus. Tercatat, mereka telah bermain bersama dalam 252 laga, menjadikan Ramos sebagai pemain kedua yang paling sering bermain bersama Pepe setelah Ronaldo.
Pepe dikenal sebagai bek yang tidak kenal lelah, cepat, agresif, dan kuat secara fisik. Tak jarang ia juga bermain sebagai gelandang bertahan di timnas Portugal. Meskipun gaya bermain kerasnya sering mengundang kritik dan kartu, ia tetap menjadi salah satu bek tengah paling ikonik dan dikenang dalam sejarah sepak bola.
Pensiunnya Pepe menandai akhir dari sebuah era. Dunia sepak bola kehilangan sosok bek tangguh yang tak gentar dan selalu berjuang habis-habisan di lapangan. Meskipun gaya bermainnya kadang menuai kontroversi, dedikasinya, serta semangat pantang menyerah akan menjadi warisan yang menginspirasi para pemain muda. Selamat jalan, Pepe. Terima kasih atas kenangan dan perjuanganmu di lapangan hijau. Sepak bola akan merindukanmu.