Ramai seruan boikot produk yang diduga terafiliasi dengan Israel, nama-nama seperti Royco, Sasa, Masako, dan Kecap Bango ikut terseret. Khususnya Royco, sebuah merek bumbu penyedap yang akrab di dapur Indonesia, menjadi sorotan karena banyak konsumen bertanya-tanya: Apakah Royco produk Israel?
Ketidakjelasan informasi di media sosial membuat banyak orang gamang. Apalagi, isu ini bertepatan dengan meningkatnya sentimen global terhadap konflik Israel-Palestina. Mari kita bedah satu per satu fakta di balik isu ini, khususnya mengenai Royco dan kaitannya dengan perusahaan induknya, Unilever.
Royco: Jejak Sejarah dan Produksi di Indonesia
Royco memang bukan produk baru di Indonesia. Bumbu penyedap ini hadir di sekitar tahun 1970-an dan telah menjadi bagian dari masakan sehari-hari. Meski sejarahnya bisa dirunut hingga penemuan Bouillon Cubes pada abad ke-19, di Indonesia, Royco dikenal sebagai merek dagang yang spesifik.
Also Read
Titik terang muncul saat Menteri Perindustrian meresmikan pabrik bumbu masak PT Unilever Indonesia Tbk di Cikarang pada tahun 2015. Pabrik seluas 63.000 meter persegi ini menjadi rumah produksi Royco dan juga Kecap Bango. Dengan kapasitas produksi mencapai 7 miliar kemasan per tahun, jelas bahwa Royco diproduksi di Indonesia, bukan di Israel. Investasi besar-besaran yang dikucurkan Unilever, mencapai Rp 8,5 triliun dalam lima tahun terakhir, menunjukkan komitmen perusahaan pada pasar Indonesia.
Lalu, Bagaimana dengan Unilever?
Pertanyaan selanjutnya, apakah Unilever, sebagai perusahaan induk Royco, terafiliasi dengan Israel? Di sinilah isu menjadi lebih kompleks. Unilever adalah perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara, termasuk di Israel. Keberadaan operasional perusahaan di suatu negara tidak serta merta menunjukkan dukungan atau afiliasi politiknya.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah, produk Royco yang beredar di Indonesia diproduksi di Indonesia oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Pabrik di Cikarang, dengan investasi besar yang telah disebutkan, menegaskan hal ini. Artinya, secara langsung, Royco yang kita beli adalah produk buatan Indonesia, bukan produk impor dari atau terkait dengan Israel.
Boikot: Lebih dari Sekadar Daftar Produk
Isu boikot produk sering kali didasari oleh sentimen emosional dan informasi yang simpang siur. Penting bagi kita untuk bersikap bijak dalam menyikapi isu ini. Boikot, jika dilakukan, haruslah didasari oleh pemahaman yang jelas dan rasional.
Daripada sekadar latah pada daftar produk yang belum tentu valid, ada baiknya kita fokus pada:
- Mencari tahu fakta: Verifikasi informasi dari sumber yang kredibel. Jangan mudah percaya pada informasi yang beredar tanpa dasar.
- Memahami konteks: Ketahui latar belakang dan sejarah perusahaan atau merek yang diisukan.
- Membuat keputusan yang sadar: Boikot adalah hak setiap konsumen, tetapi keputusan ini sebaiknya dibuat berdasarkan informasi yang valid dan pertimbangan yang matang.
Kesimpulan
Royco, Sasa, dan Bango yang beredar di Indonesia adalah produk buatan dalam negeri, diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Meskipun Unilever memiliki operasi di berbagai negara, termasuk Israel, Royco bukanlah produk impor dari atau terkait langsung dengan Israel.
Isu boikot adalah isu yang sensitif dan kompleks. Penting bagi kita untuk mencari tahu fakta, memahami konteks, dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang valid. Jangan sampai emosi mengalahkan logika dan kita terjebak dalam informasi yang salah. Konsumsi produk adalah hak, dan kita berhak memilih apa yang kita beli dengan pengetahuan dan kesadaran penuh.