Voli, olahraga beregu yang mendunia, punya daya tarik tersendiri di Indonesia. Kita kerap disuguhkan aksi-aksi memukau para atlet, salah satunya Rivan Nurmulki. Namanya sudah tak asing lagi di telinga pecinta voli Tanah Air. Tapi, tahukah kamu bagaimana perjalanan Rivan hingga bisa mencapai puncak kesuksesan? Kisah ini lebih dari sekadar smash keras di lapangan.
Rivan, yang lahir dari seorang ibu bernama Ika Nuryati, memulai perjalanannya di dunia voli dengan cara yang tak biasa. Orang tuanya berpisah, dan ia tumbuh besar dengan dukungan penuh dari sang ibu di C1 Pemenang Selatan, sementara ayahnya tinggal di tempat lain. Nasrin, sang ayah, yang kini berusia 53 tahun, menceritakan perjuangan Rivan dari awal. Sebelum berlaga di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Provinsi Jambi, Rivan bahkan harus berjualan ayam demi membeli bensin untuk transportasi ke tempat latihan.
Awalnya, voli bukan cinta pertama Rivan. Di usia 17 tahun, pada tahun 2012, ia baru mulai serius menekuni olahraga ini. Bermodalkan tinggi badan dan kekuatan pukulan, Rivan mulai unjuk gigi dalam berbagai turnamen lokal. Ia tampil apa adanya, tanpa teori dasar yang mumpuni. Namun, bakatnya yang luar biasa tak bisa disembunyikan.
Also Read
Penampilan Rivan di ajang Kapolda Cup Jambi mengubah segalanya. Beberapa pelatih dari klub besar mulai meliriknya, termasuk klub Surabaya Samator. Tergiur dengan nama besar Samator, Rivan rela meninggalkan keluarganya dan hijrah ke Sidoarjo, markas klub tersebut.
Perjalanan Rivan di dunia voli profesional pun dimulai. Ia dikenal dengan nomor punggung 12 yang melekat di jersey Surabaya Samator dan timnas Indonesia, meski pernah mengenakan nomor lain saat bergabung dengan klub VC Nagano Tridents.
Kisah Rivan bukan hanya tentang pukulan keras dan blok yang rapat, tapi juga tentang kegigihan dan semangat pantang menyerah. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Ia menjadi inspirasi bagi banyak anak muda di Indonesia, khususnya mereka yang memiliki latar belakang serupa.
Rivan adalah contoh nyata bahwa bakat saja tidak cukup, dibutuhkan kerja keras dan ketekunan untuk mencapai kesuksesan. Kisah Rivan ini bukan hanya tentang voli, tapi tentang perjuangan, dedikasi, dan impian yang bisa diwujudkan oleh siapa saja. Ia mengajarkan kita bahwa dari mana pun kita berasal, kita bisa menjadi bintang asalkan kita mau berjuang.
Rivan Nurmulki, bukan sekadar spiker andalan, tapi juga simbol inspirasi bagi generasi muda Indonesia.