Baru-baru ini, jagat maya diramaikan dengan perbincangan mengenai Manguni, sebuah organisasi masyarakat (ormas) adat dari Manado. Bukan tanpa sebab, video yang memperlihatkan bentrokan antara anggota Manguni dengan massa yang mendukung Palestina memicu berbagai spekulasi, termasuk anggapan bahwa ormas ini pro terhadap Israel. Lantas, apa sebenarnya Manguni itu? Mari kita selami lebih dalam.
Manguni: Lebih dari Sekadar Ormas
Manguni bukan sekadar ormas biasa. Di Sulawesi Utara, khususnya di Bitung, Manguni dikenal sebagai representasi dari burung hantu atau burung suci. Masyarakat Minahasa mengenal burung ini dengan nama Totokis atau Ot. Burung Manguni dipercaya memiliki peran khusus sebagai penghubung antara masyarakat suku Minahasa dengan Opo Empung, sang Pencipta. Menurut kepercayaan mereka, burung ini sengaja diutus untuk memberikan petunjuk dan bimbingan.
Organisasi ini memiliki struktur kepengurusan yang dipimpin oleh Michael Rempowatu. Namun, belakangan, nama Manguni lebih sering dikaitkan dengan isu politik dan konflik.
Also Read
Dugaan Dukungan terhadap Israel: Akar Konflik
Pemicu utama kontroversi Manguni adalah dugaan dukungan mereka terhadap Israel. Anggapan ini muncul setelah video bentrokan antara Manguni dan Barisan Solidaritas Muslim (BSM), sebuah ormas yang menyuarakan dukungan untuk Palestina, viral di media sosial.
Berdasarkan informasi yang beredar, Ormas Manguni memiliki izin untuk menggelar aksi pada 25 November 2023, yang ternyata bertepatan dengan agenda aksi BSM. Surat izin yang berkop Adat Pasukan Manguni Makasiouw mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap aksi damai bela Palestina yang diselenggarakan oleh BSM.
Manguni juga menyampaikan tuntutan kepada Kapolres Bitung, meminta proses hukum terhadap penanggung jawab aksi bela Palestina pada 27 Oktober 2023. Tuntutan ini dipicu oleh keberadaan poster yang dianggap provokatif dengan tulisan “orang bodoh pasti akan mendukung Israel”. Mereka juga menuntut agar aksi bela Palestina tidak diizinkan lagi.
Upaya Damai dan Imbauan untuk Kedamaian
Setelah insiden bentrokan yang cukup mengkhawatirkan, kabar baik datang dari Humas Polres Bitung. Melalui unggahan di media sosial @HumPolresBitung, diumumkan bahwa Manguni dan BSM telah berdamai. Kesepakatan damai ini mencakup beberapa poin penting:
- Menjaga keamanan dan kedamaian di Kota Bitung.
- Menangkal penyebaran berita hoax dan berita provokatif.
- Menegaskan persatuan antara masyarakat adat Minahasa dan BSM, serta mengedepankan kedamaian di atas segalanya.
Menarik Pelajaran dari Konflik Manguni
Kasus Manguni ini memberikan kita pelajaran berharga tentang kompleksitas identitas, agama, dan politik di Indonesia. Konflik yang bermula dari perbedaan pandangan tentang isu global, merembet menjadi bentrokan yang berpotensi memecah belah persatuan.
Penting untuk diingat bahwa setiap kelompok masyarakat memiliki hak untuk mengekspresikan pendapat dan keyakinan mereka. Namun, kebebasan ini harus diiringi dengan tanggung jawab untuk tidak menyebarkan kebencian atau memicu kekerasan.
Lebih dari itu, kasus ini juga menyadarkan kita pentingnya peran pemerintah dan aparat keamanan dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Dialog dan mediasi menjadi kunci untuk menyelesaikan konflik secara damai dan mengedepankan persatuan bangsa.
Semoga kasus Manguni menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, agar kita bisa lebih bijak dalam menyikapi perbedaan pendapat dan senantiasa mengutamakan perdamaian.