Bulan Ramadhan seringkali memunculkan pertanyaan seputar ibadah, termasuk bagaimana tata cara berwudhu yang benar saat menjalankan puasa. Kekhawatiran akan batalnya puasa akibat aktivitas wudhu membuat beberapa orang merasa ragu. Lantas, adakah perbedaan antara wudhu saat Ramadhan dan di luar Ramadhan?
Menurut penjelasan para ulama, termasuk Ustadz Adi Hidayat, pada dasarnya tidak ada perbedaan mendasar dalam tata cara wudhu, baik saat berpuasa maupun tidak. Rukun dan sunnah wudhu tetap sama, meliputi membasuh wajah, kedua tangan, mengusap kepala, dan membasuh kedua kaki.
Perhatian Khusus Saat Puasa
Perbedaan utama justru terletak pada kehati-hatian dalam menjaga hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Pada saat wudhu, kita dianjurkan untuk tetap berkumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq). Namun, di sinilah titik krusialnya. Kita tidak boleh melakukannya secara berlebihan atau terlalu keras, karena berpotensi membuat air masuk ke tenggorokan dan membatalkan puasa.
Also Read
Hal ini sejalan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Nasa’i, "Sempurnakan wudhu, bersungguh-sungguhlah ketika istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) kecuali ketika kamu sedang puasa." Hadis ini memberikan petunjuk bahwa kita tetap disyariatkan untuk istinsyaq, namun dengan batasan yang jelas, yaitu tidak berlebihan.
Kunci: Tidak Berlebihan
Jadi, inti dari wudhu saat puasa adalah tidak berlebihan dalam berkumur dan istinsyaq. Lakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru. Rasakan setiap gerakan wudhu dengan khusyuk. Hindari rasa was-was yang berlebihan, yang justru dapat mengganggu kekhusyukan ibadah.
Wudhu adalah ibadah yang mensucikan diri, dan bukan berarti menjadi penghalang dalam menjalankan puasa. Yang terpenting, kita memahami batasan-batasannya agar ibadah puasa tetap sah dan diterima oleh Allah SWT. Perlu diingat, bahwa niat dan kehati-hatian adalah kunci dalam menjalankan ibadah, termasuk wudhu saat berpuasa.