Moms, persiapan untuk menghadapi ujian PPPK Bidan 2024 sudah sampai mana nih? Jangan sampai lengah ya, persaingan pasti akan semakin ketat. Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri adalah dengan berlatih mengerjakan soal-soal yang relevan.
Nah, kali ini, kita akan membahas 10 contoh soal PPPK Bidan lengkap dengan pembahasannya. Soal-soal ini mencakup berbagai aspek penting dalam praktik kebidanan, mulai dari perhitungan IMT, diagnosis masalah kesehatan reproduksi, hingga pemilihan metode kontrasepsi yang tepat. Yuk, simak selengkapnya!
1. Soal: Seorang perempuan datang ke poskesdes, mengaku menikah 1 tahun lalu. Ia pernah didiagnosis PCOS dan disarankan menurunkan IMT. Hasil pemeriksaan: TB 150 cm dan BB 79 kg. Berapakah IMT perempuan tersebut?
Also Read
Pembahasan: IMT (Indeks Massa Tubuh) dihitung dengan rumus: BB (kg) / (TB (m) x TB (m)).
- TB = 150 cm = 1.5 m
-
IMT = 79 / (1.5 x 1.5) = 79 / 2.25 = 35.11
Jawaban: IMT perempuan tersebut adalah 35.11. Ini mengindikasikan obesitas tingkat I, yang memang sering berkaitan dengan PCOS.
2. Soal: Seorang perempuan, 45 tahun, datang ke PMB mengeluh terlambat haid 2 bulan, haid tidak teratur sejak 6 bulan terakhir, akseptor AKDR, sering merasa panas, memerah, dan berkeringat di wajah. Hasil pemeriksaan: KU baik, CM, TD 120/80 mmHg, N 80x/mnt, P 24x/mnt, S 36,5˚C. Abdomen tidak teraba massa. Diagnosa yang paling tepat adalah?
Pembahasan: Gejala yang dialami mengarah pada gejala perimenopause, yaitu masa transisi menuju menopause. Usia, riwayat haid tidak teratur, dan keluhan seperti hot flashes sangat mendukung diagnosis ini.
Jawaban: Diagnosa yang paling tepat adalah perimenopause.
3. Soal: Seorang perempuan, 40 tahun, P6A1 datang ke PMB dengan keluhan keputihan berbau sejak 1 tahun lalu, juga perdarahan saat berhubungan seksual. Hasil pemeriksaan: KU pucat, CM, TD 90/60 mmHg, N 88x/mnt, P 18x/mnt, S 37,6˚C, Hb 7 mg/dl. Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah?
Pembahasan: Gejala seperti keputihan berbau, perdarahan pasca sanggama, dan anemia pada usia 40 tahun dengan riwayat persalinan berkali-kali mengarah pada kecurigaan adanya lesi pada serviks.
Jawaban: Pemeriksaan penunjang yang paling tepat adalah Pap smear dan pemeriksaan sitologi. Kolposkopi juga dapat dipertimbangkan jika ada indikasi dari hasil pap smear.
4. Soal: Seorang perempuan datang ke poskesdes, menikah 1 tahun lalu, pernah didiagnosis PCOS dan disarankan menurunkan IMT. Hasil pemeriksaan: TB 160 cm dan BB 89 kg. Berapakah IMT perempuan tersebut?
**Pembahasan:**
* TB = 160 cm = 1.6 m
* IMT = 89 / (1.6 x 1.6) = 89 / 2.56 = 34.76
**Jawaban:** IMT perempuan tersebut adalah 34.76, masuk kategori obesitas tingkat I.
5. Soal: Seorang perempuan, 25 tahun, datang ke bidan praktik mandiri tanggal 13 Mei 2012. HPHT tanggal 28 Oktober 2011. Hasil pemeriksaan: TFU 3 jari di bawah prosesus xipoideus, punggung kanan, kepala belum masuk panggul. Berapakah usia kehamilan ibu tersebut?
Pembahasan: Perhitungan usia kehamilan berdasarkan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) adalah:
- Oktober (3 hari) + November (30 hari) + Desember (31 hari) + Januari (31 hari) + Februari (29 hari) + Maret (31 hari) + April (30 hari) + Mei (13 hari) = 198 hari.
-
198 hari / 7 hari = 28.28 minggu
Jawaban: Usia kehamilan ibu tersebut adalah sekitar 28 minggu.
6. Soal: Seorang wanita 22 tahun, 3 hari postpartum, mengeluh pengeluaran cairan merah kekuningan berisi darah dan lendir pada daerah kewanitaan. Pemeriksaan vital sign: TD 90/70 mmHg, S 36,5 C, R 18 x/m, dan N 80 x/m. Apakah diagnosis pada kasus di atas?
Pembahasan: Pengeluaran lochea (cairan nifas) pada masa postpartum adalah hal yang normal. Pada 3 hari postpartum, lochea yang keluar umumnya adalah lochea rubra (merah) atau serosa (merah kekuningan).
Jawaban: Diagnosis yang tepat adalah lochea serosa normal. Kondisi vital sign yang stabil juga menunjukkan tidak adanya komplikasi.
7. Soal: Seorang wanita 35 tahun, usia kehamilan 4 minggu, datang ke BPM dengan keluhan kram perut, perdarahan bercak dan sedang dari kemaluan. Pemeriksaan vital sign: TD 110/60 mmHg, N 97 x/m, R 24 x/m, S 37,5 C. Pemeriksaan dalam: serviks tertutup. Apakah diagnosa pada kasus diatas?
Pembahasan: Gejala perdarahan pada awal kehamilan disertai kram perut dan serviks tertutup mengarah pada ancaman keguguran (abortus imminens).
Jawaban: Diagnosa yang paling tepat adalah abortus imminens.
8. Soal: Seorang ibu hamil 26 tahun, G3P2A0 usia kehamilan 12 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan perdarahan sedikit, mual muntah 4-5 kali sehari. Pemeriksaan: TD 140/90 mmHg, TFU 3 jari di bawah pusat, ballotemen (-), DJJ (-). Tindakan yang tepat untuk penanganan kasus diatas?
**Pembahasan:** Kondisi ibu hamil dengan perdarahan, mual muntah, dan hipertensi pada usia kehamilan 12 minggu perlu diwaspadai. Tidak teraba DJJ dan ballotemen negatif bisa mengarah pada *blighted ovum*.
**Jawaban:** Tindakan yang tepat adalah melakukan USG untuk memastikan kondisi kehamilan dan menyingkirkan kemungkinan kehamilan tidak berkembang. Jika hasil USG mengarah ke *blighted ovum*, maka edukasi tentang penanganan lebih lanjut (kuretase) perlu diberikan. Pemantauan tanda vital dan pemberian antiemetik juga perlu dilakukan.
9. Soal: Bidan datang ke rumah seorang perempuan 27 tahun, melahirkan anak ke-5 2 bulan lalu. Mengeluh ingin menghentikan kehamilan, sedang menyusui, ingin memakai KB. Hasil pemeriksaan: varises berat pada tungkai, TD 50/100 mmHg, riwayat stroke. Kontrasepsi yang paling maksimal untuk klien tersebut adalah?
**Pembahasan:** Kondisi ibu postpartum dengan riwayat stroke, hipotensi, dan varises berat mengharuskan pemilihan kontrasepsi yang sangat hati-hati. Kontrasepsi hormonal dengan kandungan estrogen sangat kontraindikasi karena dapat meningkatkan risiko tromboemboli. Metode non-hormonal seperti IUD atau metode sterilisasi bisa dipertimbangkan. Kondisi hipotensi juga perlu mendapat perhatian lebih lanjut dan stabilisasi sebelum memilih kontrasepsi.
**Jawaban:** Kontrasepsi yang paling maksimal untuk klien tersebut adalah sterilisasi (tubektomi). IUD non-hormonal juga menjadi pilihan jika klien belum bersedia sterilisasi.
10. Soal: Seorang perempuan 23 tahun, menikah 1 bulan lalu, datang ke klinik bersalin. Ingin menunda kehamilan, suami bekerja di luar kota dan akan menggunakan KB kondom. Suami riwayat ejakulasi dini. Efek samping utama KB tersebut?
**Pembahasan:** Penggunaan kondom dapat mengurangi sensitivitas penis dan memperpanjang durasi hubungan seksual.
**Jawaban:** Efek samping utama penggunaan KB kondom pada kasus ini adalah dapat mengurangi sensasi dan menimbulkan ketidaknyamanan pada suami akibat riwayat ejakulasi dini. Kondom juga terkadang bisa bocor atau terlepas sehingga efektivitasnya menurun.
Tips Tambahan untuk Latihan:
- Pahami Konsep Dasar: Kuasai materi dasar kebidanan seperti anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta kesehatan reproduksi.
- Latihan Soal Beragam: Jangan hanya terpaku pada contoh soal di atas. Cari sumber soal lain, termasuk soal-soal dari tahun sebelumnya.
- Simulasi Ujian: Lakukan simulasi ujian dengan batasan waktu agar terbiasa dengan tekanan saat ujian sebenarnya.
- Review Materi: Setelah berlatih soal, review kembali materi yang masih terasa sulit.
- Diskusi dengan Teman: Berdiskusi dengan teman sejawat bisa membantu memperdalam pemahaman.
- Jaga Kesehatan: Jangan lupakan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa persiapan ujian.
Semoga contoh soal ini dapat membantu Moms dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian PPPK Bidan 2024. Jangan pernah menyerah dan teruslah berjuang untuk meraih impian. Semangat!