Film horor "Ivanna" garapan MD Pictures, yang diadaptasi dari novel karya Risa Saraswati, menyajikan horor yang tak hanya mengagetkan, tetapi juga menyentuh sisi tragis masa lalu. Sebagai spin-off dari dunia "Danur," "Ivanna" tidak sekadar menawarkan sosok hantu menyeramkan, tetapi juga kisah yang mengakar pada luka sejarah.
Inti cerita berpusat pada Ambar, seorang gadis dengan keterbatasan penglihatan yang justru memiliki kemampuan supranatural. Ia mampu melihat sosok gaib, termasuk Ivanna, hantu berambut pirang keturunan Belanda. Teror Ivanna dimulai saat keluarga Ambar merayakan Lebaran di sebuah panti jompo. Suasana hangat berubah menjadi mencekam ketika Ivanna, dengan dendam membara, mengusik ketenangan penghuni panti.
Ivanna van Djik, semasa hidup dikenal sebagai sosok yang baik hati, terutama kepada masyarakat pribumi. Namun, pengkhianatan yang berujung kematian tragisnya dan keluarganya telah mengubahnya menjadi hantu yang penuh dendam. Dendam ini tidak pandang bulu, terutama ditujukan kepada orang-orang berparas Melayu, termasuk keluarga Ambar. Teror yang dilancarkan Ivanna sangat brutal, hingga satu per satu anggota keluarga Ambar menemui ajal dengan cara yang mengenaskan.
Also Read
Film yang disutradarai oleh Kimo Stamboel ini menyajikan alur cerita yang menarik. Tidak seperti kebanyakan film horor yang langsung menampilkan hantu di awal, "Ivanna" memilih untuk membuka dengan adegan penyerbuan dan tembak-menembak yang berlatar belakang tahun 1940-an. Hal ini memberikan nuansa yang mencekam sekaligus membawa penonton untuk menyelami masa lalu Ivanna, momen saat ia dan keluarganya dikhianati. Kita seolah ikut merasakan sakit hati dan kepedihan Ivanna, yang menjadi latar belakang dendamnya.
Kekuatan film ini terletak pada penggambaran sosok Ivanna yang bukan sekadar hantu generik. Ivanna hadir dengan latar belakang yang kuat, sehingga penonton diajak untuk memahami mengapa ia menjadi begitu kejam. Ia bukan sekadar monster, tetapi juga korban dari kekejaman masa lalu. Unsur tragis dalam kisahnya bahkan terasa lebih dominan daripada sekadar efek kejut khas film horor. Adegan kematian Ivanna dengan kepala terpenggal menjadi puncak dari kengerian sekaligus kesedihan yang mendalam.
Di sisi lain, karakter Ambar terasa kurang digali secara mendalam. Alur cerita lebih fokus pada kisah Ivanna, sehingga pesan yang ingin disampaikan melalui karakter Ambar menjadi kurang jelas. Namun, hal ini mungkin juga merupakan strategi agar penonton lebih fokus pada sisi tragis dan dendam Ivanna.
Secara keseluruhan, "Ivanna" adalah film horor yang layak ditonton. Ia tidak hanya menawarkan adegan-adegan yang mengagetkan, tetapi juga kisah yang menyentuh sisi kemanusiaan kita. Dengan alur yang tidak biasa dan penggambaran sosok hantu yang kompleks, "Ivanna" berhasil memberikan pengalaman menonton horor yang berbeda. Film ini mengingatkan kita bahwa hantu tidak selalu hanya tentang teror, tetapi juga tentang sejarah kelam dan luka yang belum sembuh.