"Aku tak punya hati," lirik ini berulang kali menghantui lagu "Heartless" dari The Weeknd, sebuah deklarasi yang bukan hanya sekadar pengakuan, melainkan juga sebuah jendela menuju jiwa yang terluka. Lagu ini bukan hanya sekadar pamer gaya hidup hedonis, melainkan lebih dari itu, sebuah potret kerentanan di balik fasad tanpa emosi.
Lagu ini mengisahkan seorang pria yang terobsesi untuk mencari validasi dari wanita, namun pada saat yang sama, ia mengakui bahwa dirinya tidak mampu mencintai. "Aku tak butuh perempuan jalang, akulah yang mereka butuhkan," bait ini memancarkan arogansi yang sebenarnya adalah topeng untuk menutupi rasa tidak aman. Ia mencoba menemukan "gadis yang bisa memulihkanku," namun ia tahu bahwa upaya itu sia-sia karena ia merasa hatinya telah kosong.
"Aku sudah menghindari kematian dalam kecepatan penuh, aku sudah bermain-main dengan ‘kucing’, kini kubutuh anjing." Baris ini bagaikan metafora untuk gaya hidup yang berbahaya dan serampangan. Ia mencari kesenangan sesaat dalam berbagai bentuk, mulai dari seks bebas hingga penggunaan narkoba, seolah-olah sedang berusaha mati-matian melarikan diri dari rasa sakitnya sendiri.
Also Read
Pilihan kata "kucing" dan "anjing" dalam lirik tersebut menarik untuk diperhatikan. "Kucing" bisa jadi merupakan simbol wanita yang hanya ia anggap sebagai objek kesenangan sementara, sementara "anjing" mungkin mewakili kebutuhan akan kesetiaan dan rasa aman, sesuatu yang ia rasa tak pernah ia dapatkan.
Bagian chorus lagu ini sangat lugas dan eksplisit: "Mengapa? Karena aku tak punya hati." Pengulangan kalimat ini, disertai dengan lirik "Uang dan rasa sakit ini membuatku tak punya hati" menunjukkan bahwa rasa sakit akibat kekecewaan cinta di masa lalu, dan mungkin juga pengalaman traumatis lainnya, telah membuatnya mati rasa. Ia mencoba menutupi lukanya dengan materi dan kesenangan duniawi, namun yang terjadi malah semakin menjebaknya dalam lingkaran kehancuran diri.
Pengakuan "Berusaha jadi pria lebih baik, tapi aku tak punya hati" adalah sebuah titik balik yang menyedihkan. Ia sadar bahwa perilakunya tidak benar dan ada keinginan untuk berubah, namun ia merasa tak berdaya karena hatinya seperti telah mati. Ketidakmampuan untuk mencintai dan dicintai adalah tema yang dominan dalam lagu ini, dan inilah yang menjebaknya dalam kehampaan emosional.
Momen-momen flashback tentang hubungan masa lalu di akhir lagu, "Kukira aku kehilangan dirimu kali ini, Kau baru saja kembali ke dalam hidupku," menunjukkan bahwa sumber dari semua kekosongan ini adalah kehilangan orang yang dicintainya. Ia tak pernah benar-benar bisa melupakannya, dan kembalinya orang itu justru membuatnya semakin menyadari betapa terluka dan hancurnya ia.
"Heartless" bukan sekadar lagu tentang patah hati, melainkan juga tentang ketakutan akan kerapuhan. Di balik citra pria yang dingin dan tanpa emosi, terdapat seorang pria yang berjuang untuk mengatasi rasa sakitnya. Lagu ini adalah pengingat bahwa perilaku merusak diri sendiri seringkali merupakan manifestasi dari luka yang lebih dalam, sebuah permohonan untuk memahami rasa sakit yang tersembunyi di balik topeng. Ia adalah cerita tentang bagaimana seseorang bisa kehilangan hati dalam kerasnya kehidupan.