Kisah inspiratif selalu punya tempat di hati. Salah satu yang layak disimak adalah perjalanan hidup Handry Satriago, seorang CEO yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Handry, yang dikenal sebagai CEO termuda dalam sejarah General Electric (GE) Indonesia, meninggalkan jejak yang begitu membekas.
Lahir di Pekanbaru, Handry adalah anak tunggal dari keluarga perantau Minang. Di usia 17 tahun, hidupnya berubah drastis saat ia didiagnosis limfoma Hodgkin, kanker yang membuatnya harus menggunakan kursi roda seumur hidupnya. Kondisi yang mungkin akan meruntuhkan semangat banyak orang, justru menjadi titik balik bagi Handry. Ia memilih untuk bangkit, mengubah pandangannya terhadap hidup, dan menatap masa depan dengan optimisme.
Setelah menamatkan SMA Labschool Jakarta, Handry melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan meraih gelar sarjana Teknologi Industri Pertanian pada 1993. Semangatnya untuk terus belajar tak berhenti di situ. Ia kemudian meraih gelar magister manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen IPMI dan Universitas Monash pada 1997, serta gelar doktor dalam bidang Manajemen Strategis dari Universitas Indonesia pada 2010.
Also Read
Perjalanan karier Handry dimulai dari posisi sederhana sebagai juru ketik. Namun, takdir membawanya ke GE pada 1997. Di perusahaan multinasional ini, kariernya melejit. Berbagai jabatan penting pernah ia emban, mulai dari Manajer Business Development di GE International hingga General Manager Industrial Lighting and Systems di GE Lighting Indonesia.
Perjalanan kariernya di GE terus berlanjut. Ia sempat pindah ke GE Power Systems Asia Pacific, hingga berhasil menjadi Regional Black Belt dan Quality ACFC Leader. Kemudian, ia memimpin bisnis Power Generation untuk GE Energy di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina (2005-2010).
Puncaknya, pada tahun 2011, Handry dipromosikan sebagai CEO General Electric Indonesia. Sebuah pencapaian luar biasa yang juga menjadikannya CEO termuda dalam sejarah GE Global. Pencapaian ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi kemampuan seseorang untuk meraih puncak karier.
Sayangnya, Handry menghembuskan nafas terakhir pada 16 September 2023 di usia 54 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan rekan kerja. Namun, semangat juangnya, dedikasinya, dan keteguhan hatinya akan terus menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Kisah Handry Satriago bukan hanya tentang meraih kesuksesan di dunia korporasi. Ini adalah tentang bagaimana menghadapi tantangan hidup dengan berani dan mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Ia mengajarkan kita bahwa setiap individu, terlepas dari kondisinya, memiliki potensi untuk mencapai apa pun yang diinginkan, asalkan ada kemauan dan semangat pantang menyerah. Handry adalah bukti nyata bahwa optimisme dan kerja keras adalah kunci untuk meraih impian. Kegigihannya menjadi teladan, bahwa mimpi tetap bisa diraih meski di tengah segala keterbatasan. Kisahnya akan terus menginspirasi, mengingatkan bahwa kehidupan ini penuh dengan kemungkinan, dan menyerah bukanlah pilihan.