Umat Muslim Indonesia kembali berduka. Habib Hasan bin Jafar Assegaf, pendiri Majelis Ta’lim Nurul Musthofa, berpulang pada usia 47 tahun, Rabu (13/03/2024). Kepergiannya yang mendadak usai menunaikan salat dhuha meninggalkan kesedihan mendalam bagi ribuan jamaahnya. Namun, warisan ilmu dan semangat dakwahnya tetap membekas dan menjadi inspirasi.
Habib Hasan, yang dikenal dengan gaya dakwahnya yang menyejukkan, meninggalkan jejak perjalanan hidup yang penuh dedikasi. Perjalanannya menuntut ilmu dimulai di Malang, dengan menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Hadist Al Faqihiyah (1989) dan Pondok Pesantren Darut Tauhid (1991). Pendidikan tingginya ia lanjutkan di IAIN Sunan Ampel Malang (1993). Sempat berencana melanjutkan studi ke Hadramaut, Yaman, takdir membawanya pada jalan dakwah di Indonesia.
Titik balik hidupnya terjadi pada tahun 1997. Saat itu, Habib Hasan mulai berdakwah di Sukabumi, Jawa Barat, dan berhasil mengumpulkan 500 jamaah. Perjalanannya berdakwah membawanya ke berbagai daerah, hingga akhirnya kembali ke Jakarta pada 1999. Kondisi pemuda Jakarta yang dirasa jauh dari nilai-nilai agama, menjadi panggilan jiwanya. Meskipun sempat menghadapi tantangan mencari tempat berdakwah, ia tidak menyerah. Berawal dari pengajian kecil di Ciganjur, Jakarta Selatan, majelisnya berkembang pesat hingga ratusan jamaah.
Also Read
Di tahun 2001, momen penting terjadi. Habib Hasan menerima ijazah maulid Simthuddurrar dari Habib Anis Al-Habsyi. Sejak saat itu, Majelis Ta’lim Nurul Musthofa secara resmi terbentuk, dan menjadi wadah bagi ribuan umat Muslim untuk menimba ilmu dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Kepergian Habib Hasan yang begitu mendadak, benar-benar mengejutkan. Ia menghembuskan napas terakhir usai menunaikan salat dhuha di kediamannya. Menurut penuturan sang adik, Habib Abdullah, Habib Hasan terlihat lemas dan pingsan setelah salat, diduga karena serangan jantung. Fakta bahwa ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga, menambah kesedihan mendalam, sekaligus pengingat bahwa ajal bisa datang kapan saja. Meski begitu, selama ini Habib Hasan dikenal sebagai sosok yang sehat dan tidak pernah mengeluh sakit.
Kepergian Habib Hasan bukan akhir dari segalanya. Ia mewariskan warisan ilmu dan amal yang luar biasa. Majelis Ta’lim Nurul Musthofa bukan hanya sekadar tempat berkumpul, tetapi juga wadah penyebaran nilai-nilai kebaikan. Pengajarannya yang menyejukkan, serta keteladanannya dalam mengamalkan ajaran Islam, akan terus menjadi inspirasi bagi generasi muda.
Habib Hasan memang telah pergi, namun cahaya yang ia nyalakan akan terus bersinar, menerangi jalan umat Islam. Semangatnya dalam berdakwah akan terus hidup, diteruskan oleh para santri dan jamaahnya. Kisah hidupnya adalah pengingat bagi kita semua, bahwa hidup yang singkat ini, harus kita isi dengan hal-hal bermanfaat, terutama untuk agama dan sesama. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya, dan menempatkannya di tempat yang paling mulia. Al-Fatihah.