Pernahkah kamu merasa begitu terikat dengan tokoh dalam buku, film, atau anime hingga rasanya mereka adalah bagian dari hidupmu? Mungkin kamu bahkan merasa cemburu saat ada hal buruk menimpa mereka, atau membayangkan kisah cinta yang mendalam dengan mereka. Jika iya, kamu mungkin mengalami apa yang disebut fictophilia. Tapi, tunggu dulu, ini bukan penyakit, lho!
Fictophilia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketertarikan emosional yang kuat, bahkan bisa sampai rasa cinta, pada karakter fiksi. Entah itu tokoh utama dalam novel romantis, jagoan dalam film superhero, atau idola dalam anime, mereka bisa menjadi sosok yang sangat berarti bagi seseorang dengan fictophilia.
Bukan Gangguan, Melainkan Preferensi
Penting untuk ditekankan bahwa fictophilia bukanlah gangguan mental atau penyakit. Dunia kedokteran atau psikiatri tidak memasukkannya dalam daftar gangguan kejiwaan. Sebaliknya, fictophilia dipandang sebagai fenomena psikologis, kecenderungan, atau preferensi individu. Artinya, setiap orang bisa saja mengalaminya, dan ini bukan sesuatu yang salah atau perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Also Read
Namun, bukan berarti fictophilia tanpa sisi gelap. Ketika ketertarikan pada karakter fiksi sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan dengan orang-orang terdekat, bahkan kesehatan mental, barulah perlu diperhatikan lebih lanjut.
Kenali Tanda-tandanya
Lalu, bagaimana cara mengenali apakah kita atau orang terdekat kita mengalami fictophilia? Berikut beberapa tanda umum yang sering muncul:
- Obsesi pada Karakter Fiksi: Terlalu sering memikirkan karakter fiksi tertentu, merasa sulit untuk melepaskan pikiran dari mereka.
- Keterikatan Emosional Kuat: Merasa sedih, cemburu, atau bahkan bahagia berlebihan karena hal-hal yang terjadi pada karakter fiksi. Intensitas emosi yang dirasakan bisa sangat besar.
- Imajinasi Hubungan Romantis: Membayangkan skenario hubungan romantis yang mendalam dengan karakter fiksi, hingga seolah-olah mereka adalah pasangan yang nyata.
- Menghabiskan Banyak Waktu di Dunia Fiksi: Menghabiskan banyak waktu untuk membaca, menonton, atau terlibat dalam media lain yang menampilkan karakter fiksi kesayangan. Aktivitas di dunia nyata mungkin jadi terabaikan.
- Kaburnya Batas Dunia Nyata dan Fiksi: Mulai kesulitan membedakan antara dunia nyata dan fiksi, menganggap karakter fiksi seolah-olah adalah individu nyata dalam kehidupan.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Fictophilia bisa menjadi hal yang menyenangkan dan bahkan menginspirasi, selama tidak mengganggu kehidupan nyata. Namun, jika perasaan terikat pada karakter fiksi sudah membuatmu kesulitan berinteraksi dengan orang lain, menyebabkan isolasi sosial, atau bahkan mengganggu pekerjaan atau studi, sebaiknya jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Seorang psikolog atau psikiater dapat membantumu memahami perasaan yang kamu alami, mengidentifikasi akar masalah (jika ada), dan memberikan strategi untuk mengelola emosi agar tetap sehat dan seimbang. Mereka juga bisa membantu menyeimbangkan dunia fiksi dan dunia nyata, agar keduanya bisa berjalan selaras.
Fictophilia: Lebih dari Sekadar Kekaguman
Fictophilia memang berbeda dengan sekadar kekaguman pada tokoh fiksi. Di sini, ada intensitas emosional yang mendalam, bahkan sampai ke tahap rasa cinta. Ini adalah fenomena yang menarik untuk dipahami lebih lanjut, dan dengan pemahaman yang tepat, kita bisa menavigasinya dengan bijak. Jadi, jika kamu merasa dekat dengan karakter fiksi, tidak perlu malu atau khawatir berlebihan. Asalkan semua masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu kehidupanmu, nikmati saja "cinta" pada karakter fiksi tersebut. Yang penting, jangan lupakan dunia nyata yang juga penuh dengan keajaiban dan orang-orang yang menyayangimu.