Sosok Ustaz Ebit Lew, seorang pendakwah asal Malaysia, belakangan ini mencuri perhatian publik. Bukan hanya karena ceramah agama yang menyejukkan, tetapi juga karena aksi sosialnya yang masif dan kontroversi hukum yang menyelimutinya. Mari kita bedah lebih dalam profil dan perjalanan hidup pria yang satu ini.
Lahir dari Keluarga Non-Muslim, Memeluk Islam di Usia Remaja
Ebit Irawan bin Ibrahim Lew, atau yang lebih dikenal dengan Ustaz Ebit Lew, lahir pada 21 Desember 1984 di Pahang. Ia merupakan anak ketiga dari sebelas bersaudara. Yang menarik, Ebit Lew tidak dilahirkan dalam keluarga Muslim. Perjalanan spiritualnya membawanya memeluk agama Islam pada usia 12 tahun, sebuah keputusan yang tentu saja mengubah jalan hidupnya.
Pria keturunan Tionghoa ini kemudian tumbuh menjadi sosok pendakwah yang cukup populer di media sosial. Ceramahnya yang mudah dicerna dan dekat dengan kehidupan sehari-hari menjadikannya digemari banyak kalangan.
Also Read
Dermawan yang Tak Kenal Lelah
Popularitas Ebit Lew semakin meroket berkat kegiatan sosialnya yang begitu aktif. Ia tak segan turun langsung ke lapangan, memberikan bantuan dan santunan kepada mereka yang membutuhkan. Mulai dari masyarakat fakir miskin, kelompok terpinggirkan, remaja jalanan, hingga komunitas LGBTQ+, semua tak luput dari perhatiannya.
Aksi sosialnya ini kerap diunggah di media sosial, yang kemudian membuat banyak orang kagum sekaligus bertanya-tanya. Dari mana sebenarnya sumber kekayaan yang memungkinkan Ebit Lew memberikan bantuan dalam skala besar? Pertanyaan ini terus bergulir di tengah masyarakat.
Dibalik Popularitas, Ada Tuduhan yang Menyeretnya
Namun, popularitas dan kebaikan hati Ebit Lew tak berjalan mulus. Pada pertengahan Februari 2022, ia menghadapi kenyataan pahit. Ebit Lew terseret kasus hukum dengan 11 tuduhan terkait tindakan asusila. Ia dituduh mengirim pesan dan gambar tidak senonoh melalui aplikasi WhatsApp.
Tuduhan ini muncul setelah dua wanita berbeda, satu dari Tenom dan satu lagi dari Semenanjung Malaysia, melaporkan tindakan Ebit Lew kepada pihak kepolisian. Hingga kini, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan, dengan pihak berwajib masih mengumpulkan bukti dan saksi-saksi yang diperlukan.
Refleksi dan Perspektif
Kasus Ebit Lew ini menyadarkan kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Di balik citra dermawan dan pendakwah yang begitu kuat, ternyata ada sisi lain yang mengejutkan. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak mudah terbuai oleh popularitas dan penampilan luar seseorang.
Lebih jauh lagi, kasus ini membuka diskusi penting tentang tanggung jawab moral seorang figur publik. Sebagai seseorang yang seringkali menjadi panutan, Ebit Lew tentu memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga perilaku dan perkataannya.
Kasus ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya proses hukum yang adil dan transparan. Kita harus menghormati proses hukum yang sedang berjalan, sambil tetap memberikan ruang bagi siapapun untuk melakukan pembelaan diri.
Terlepas dari kontroversi yang ada, perjalanan hidup Ebit Lew merupakan cerminan kompleksitas manusia. Dari seorang anak yang tumbuh dalam keluarga non-Muslim hingga menjadi seorang pendakwah yang dikenal luas, Ebit Lew telah menorehkan jejak yang tak bisa diabaikan. Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan kasus hukum yang menjeratnya, sambil terus belajar dari segala dinamika yang ada.