Memiliki tanaman di pekarangan memang bisa menyegarkan mata dan memberikan sentuhan alami pada hunian. Namun, tahukah Mama, beberapa jenis tanaman justru dianggap membawa energi negatif dan kesialan jika ditanam di depan rumah? Mari kita telusuri lebih dalam, tidak hanya dari perspektif Islam, tapi juga dari tradisi dan keyakinan lain yang berkembang di masyarakat.
Bukan Sekadar Mitos: Energi di Balik Tanaman
Kepercayaan tentang tanaman pembawa sial mungkin terdengar kuno, tapi nyatanya masih banyak diyakini oleh sebagian orang. Ini bukan hanya tentang mitos belaka, tetapi juga tentang simbolisme dan energi yang dikaitkan dengan tanaman tersebut. Beberapa tanaman dianggap membawa aura negatif yang dapat mempengaruhi keberuntungan dan ketenangan penghuni rumah.
Berikut 7 tanaman yang konon sebaiknya dihindari dari depan rumah, dilengkapi dengan perspektif tambahan:
Also Read
-
Myrtus (Myrtle) dan Tanaman Asam:
Selain dianggap membawa kesialan dan kemalangan seperti yang disebutkan dalam artikel sebelumnya, myrtle dan tanaman asam juga sering dikaitkan dengan energi yang ‘masam’ dan tidak harmonis. Dalam beberapa kepercayaan, tanaman ini diasosiasikan dengan ketidakberuntungan dalam hubungan dan kehidupan keluarga.
-
Pohon yang Dianggap Membuat Anak Sulit Diatur:
Keyakinan bahwa pohon tertentu dapat membuat anak sulit diatur mungkin berakar dari anggapan bahwa pohon besar yang rindang dapat menyerap energi positif dan membuat penghuni rumah menjadi malas dan sulit berkembang. Ini mungkin juga terkait dengan simbolisme pohon sebagai pengganggu pandangan dan akses cahaya matahari ke rumah.
-
Pohon Pepaya:
Selain menjadi tempat bersemayamnya makhluk halus, pohon pepaya sering diasosiasikan dengan energi yang ‘berat’ dan kurang menguntungkan. Beberapa budaya juga menganggapnya sebagai simbol ketidakberuntungan dan penghalang rezeki. Pertumbuhan pohon pepaya yang cepat dan cenderung tinggi juga dapat diartikan sebagai simbol ‘meninggalkan’ rumah.
-
Tanaman Mati:
Bukan hanya sekadar estetika, tanaman mati secara universal dianggap membawa energi negatif. Tanaman mati merepresentasikan ketiadaan, kelayuan, dan hilangnya kehidupan. Hal ini tentu berlawanan dengan energi kehidupan yang seharusnya terpancar dari rumah. Selain itu, tanaman mati juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit, yang tentu saja tidak baik untuk kesehatan.
-
Kaktus:
Duri pada kaktus melambangkan perlindungan, tetapi juga dapat diartikan sebagai energi yang agresif dan tidak ramah. Selain itu, kaktus juga sering diasosiasikan dengan lingkungan yang kering dan gersang, sehingga dianggap kurang menguntungkan untuk ditanam di depan rumah. Dalam Feng Shui, kaktus juga dianggap dapat menarik energi negatif karena bentuknya yang tajam.
-
Pohon Kapas:
Selain menjadi tempat berkumpulnya debu dan kotoran, pohon kapas juga melambangkan kemiskinan dan kekumuhan. Debu dan kotoran sendiri memang merupakan sumber energi negatif yang dapat menghambat aliran energi positif di rumah. Jika dibiarkan tidak terurus, area sekitar pohon kapas bisa menjadi tidak sehat.
-
Pohon Anggur:
Meskipun buahnya manis dan digemari, pohon anggur sering dikaitkan dengan kemunduran dan kesulitan ekonomi. Keyakinan ini mungkin terkait dengan karakter anggur sebagai tanaman yang merambat dan menjalar, yang secara simbolis dapat diartikan sebagai ‘memperlambat’ kemajuan dan rezeki. Selain itu, perawatan pohon anggur juga cenderung lebih rumit dan membutuhkan perhatian lebih.
Bijak Memilih Tanaman untuk Halaman Depan
Memilih tanaman untuk halaman depan bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang bagaimana energi tanaman tersebut berinteraksi dengan rumah dan penghuninya. Jika Mama masih ragu dan ingin berhati-hati, pertimbangkan untuk memilih tanaman yang secara umum dianggap membawa energi positif, seperti bunga-bungaan, tanaman herbal, atau tanaman yang memiliki daun hijau subur.
Terlepas dari keyakinan yang ada, penting juga untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tanaman di halaman rumah. Tanaman yang terawat dengan baik tentu akan memberikan energi positif, terlepas dari jenisnya. Jadi, jangan terlalu terpaku pada mitos, tetapi tetaplah bijak dalam memilih dan merawat tanaman.