Mencabut bulu ketiak, sebuah rutinitas perawatan diri yang umum, kerap menjadi pertanyaan saat bulan Ramadan tiba. Di tengah ibadah puasa yang menuntut kesucian lahir dan batin, muncul keraguan: apakah aktivitas ini membatalkan puasa? Mari kita bedah persoalan ini dari berbagai sudut pandang.
Secara hukum Islam, mencabut bulu ketiak, termasuk juga mencukur bulu kemaluan, tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa. Praktik ini justru dianjurkan sebagai bagian dari fitrah manusia, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA menjadi landasan kuat atas sunnah ini. Namun, hukum fiqih hanyalah satu sisi koin. Ada aspek lain yang perlu kita pertimbangkan.
Pertama, niat. Mengapa kita mencabut bulu ketiak saat puasa? Jika tujuannya adalah menjaga kebersihan diri dan kesehatan, maka tindakan ini jelas diperbolehkan. Namun, jika yang menjadi pendorong utama adalah demi penampilan semata, apalagi berlebihan, kita perlu berhati-hati. Puasa adalah momen untuk menahan diri, termasuk dari hal-hal yang berlebihan dan cenderung duniawi.
Also Read
Kedua, fokus ibadah. Ramadan adalah bulan di mana kita berlomba-lomba memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aktivitas yang menyita waktu, tenaga, dan pikiran, apalagi jika tidak memiliki urgensi, sebaiknya dihindari. Kita perlu menanyakan pada diri sendiri, apakah mencabut bulu ketiak ini akan membantu atau justru mengganggu kekhusyukan kita dalam beribadah?
Ketiga, dampak fisik. Meski secara hukum tidak membatalkan puasa, mencabut bulu ketiak bisa menimbulkan rasa sakit, iritasi, bahkan pendarahan ringan. Kondisi ini tentu dapat mengganggu kenyamanan saat berpuasa, dan bisa jadi mempengaruhi konsentrasi kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Jika hal ini terjadi, maka lebih baik menunda tindakan tersebut hingga waktu berbuka tiba.
Lebih jauh lagi, kita bisa melihat persoalan ini dari perspektif kesederhanaan. Puasa mengajarkan kita untuk bersikap sederhana dan tidak berlebihan dalam segala hal. Jika kita bisa menahan lapar dan dahaga, maka menahan diri dari aktivitas perawatan diri yang kurang penting seharusnya juga bisa kita lakukan. Bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk merenungkan kembali prioritas dalam hidup kita.
Sebagai penutup, mencabut bulu ketiak saat puasa diperbolehkan dalam Islam asalkan dilakukan dengan niat yang benar dan tidak mengganggu ibadah. Namun, kita perlu bijak dan selektif dalam memilih aktivitas selama bulan Ramadan. Jangan sampai rutinitas perawatan diri, yang sebenarnya tidak begitu urgent, justru mengurangi nilai dan kekhusyukan puasa kita. Mari jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara fisik maupun spiritual.