Konferensi Meja Bundar (KMB), sebuah tonggak sejarah penting dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia. Bukan sekadar pertemuan biasa, KMB adalah meja perundingan yang menjadi penentu arah bangsa, mengakhiri konflik sengit antara Indonesia dan Belanda pasca-proklamasi 1945. Pertanyaannya, siapa saja tokoh kunci di balik perjanjian monumental yang melahirkan Republik Indonesia Serikat (RIS) ini?
KMB, yang berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda, memang bukan sekadar forum diplomasi. Di balik meja bundar itu, terjadi tarik-ulur kepentingan, negosiasi alot, dan perjuangan gigih para tokoh yang terlibat. Tujuan utamanya jelas: mengakhiri konfrontasi bersenjata dan mencapai pengakuan kedaulatan Indonesia.
Isi Perjanjian KMB: Lebih dari Sekadar Pengakuan Kedaulatan
Perjanjian Den Haag, atau yang lebih dikenal sebagai hasil KMB, mencatatkan beberapa poin penting:
Also Read
- Pengakuan RIS: Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara berdaulat.
- Penyerahan Kedaulatan: Kedaulatan politik secara resmi diserahkan pada 27 Desember 1949.
- Uni Indonesia-Belanda: Pembentukan Uni Indonesia-Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
- Nasib Irian Barat: Status Irian Barat akan dibahas lagi dalam waktu satu tahun.
- Penarikan Armada Belanda: Penarikan kapal-kapal perang Belanda dan penyerahan beberapa korvet ke RIS.
Para Arsitek di Balik Meja Bundar: Bukan Hanya Negosiator
Keberhasilan KMB bukan hanya hasil dari negosiasi alot, tetapi juga buah dari kepiawaian dan keteguhan para tokoh yang mewakili Indonesia dan Belanda. Mereka adalah:
-
Delegasi Indonesia:
- Mohammad Hatta: Wakil Presiden Indonesia dan tokoh sentral dalam perundingan.
- Mohammad Roem: Diplomat ulung yang piawai dalam menyampaikan aspirasi Indonesia.
- Prof. Dr. Soepomo: Ahli hukum tata negara yang memberikan landasan konstitusional bagi RIS.
-
Perwakilan BFO:
- Sultan Hamid II: Mewakili kelompok negara-negara federal bentukan Belanda, meskipun posisinya di kemudian hari menjadi kontroversial.
-
Delegasi Belanda:
- Johannes Henricus van Maarseveen: Menteri Seberang Laut Belanda, sosok kunci dalam perundingan dari sisi Belanda.
Momen Penyerahan Kedaulatan: Dari Amsterdam hingga Jakarta
Penyerahan kedaulatan bukan hanya tentang tanda tangan di atas kertas. Ada seremoni penting yang menjadi simbol berakhirnya era penjajahan Belanda:
- Amsterdam: Mohammad Hatta hadir di ruang takhta Amsterdam, berhadapan dengan Ratu Juliana dan para petinggi Belanda lainnya, menjadi saksi sejarah penyerahan kedaulatan.
- Jakarta: Di Istana Merdeka, Sultan Hamengkubuwono IX menerima penyerahan kedaulatan dari A.H.J Lovink, perwakilan Belanda, menandai babak baru bagi Indonesia.
Lebih dari Sekadar Kemenangan Diplomasi
KMB bukan sekadar momen kemenangan diplomasi, tetapi juga awal dari tantangan baru bagi Indonesia. Meski berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan, persoalan Irian Barat dan bentuk negara RIS menyimpan potensi konflik di kemudian hari. Namun, semangat perjuangan dan persatuan yang ditunjukkan para tokoh dalam KMB tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.
Kisah KMB adalah tentang bagaimana bangsa Indonesia berhasil meraih kemerdekaan melalui perjuangan yang tak kenal lelah, diplomasi yang cerdas, dan semangat persatuan yang kokoh. Para tokoh KMB bukan hanya sekadar negosiator, tetapi juga arsitek penting dalam pembangunan fondasi kemerdekaan Indonesia.