Malaikat Izrail, sosok yang namanya mungkin membuat bulu kuduk merinding, dikenal luas sebagai malaikat pencabut nyawa. Tapi, tahukah kamu bagaimana ia mendapatkan "jabatan" tersebut? Kisah ini bukan sekadar takdir, melainkan sebuah perjalanan panjang yang menunjukkan keteguhan dan ketaatan luar biasa. Mari kita telusuri bersama.
Kisah ini berawal dari misi penciptaan Nabi Adam AS. Allah SWT memerintahkan empat malaikat utama: Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail, untuk mengambil tanah dari bumi. Tiga malaikat pertama mencoba, namun tak berhasil. Bumi ketakutan dan menolak. Namun, Izrail berbeda. Dengan tegas, ia menghantam bumi dan mengambil segenggam tanah.
Bumi yang ketakutan dan merasa kehilangan, memohon atas nama Allah agar Izrail mengurungkan niatnya. Namun, Izrail tidak goyah. Ia menjawab, "Aku lebih takut melanggar perintah Allah daripada sumpahmu." Keteguhan hatinya dalam menjalankan perintah Ilahi, meskipun harus menghadapi penolakan dari bumi, menjadi kunci dari tugasnya di masa mendatang.
Also Read
Saat menghadap Allah dengan segenggam tanah tersebut, Izrail ditanya mengapa ia tak mengikuti sumpah bumi. Jawaban Izrail kembali menegaskan kepatuhan mutlaknya pada Sang Pencipta: "Perintah-Mu lebih aku takuti daripada sumpahnya." Allah pun berfirman, "Engkaulah Malaikat Pencabut Nyawa."
Inilah titik balik yang menjadikan Izrail sebagai sosok yang kita kenal sekarang. Bukan sekadar ditunjuk begitu saja, melainkan berdasarkan dedikasi, keberanian, dan ketaatan yang tak tergoyahkan. Kepatuhan ini yang membuatnya dipercaya untuk mengemban tugas berat ini.
Allah SWT menganugerahkan kemampuan luar biasa pada Izrail. Ia dapat menjangkau seluruh penjuru dunia dengan mudah, bagaikan seseorang yang sedang menikmati hidangan di meja makan. Bahkan, dunia ini bagaikan lembaran uang yang bisa dibolak-balikkan dengan mudah olehnya. Hal ini menunjukkan betapa luas dan besarnya kekuasaan Allah, serta bagaimana Izrail menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam urusan kematian.
Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, ketakutan akan Allah harus menjadi prioritas utama dalam hidup. Kedua, ketaatan pada perintah-Nya, bahkan dalam situasi sulit, akan berbuah manis. Ketiga, setiap tugas yang diberikan, seberat apapun itu, jika dijalankan dengan penuh dedikasi, akan memberikan dampak yang luar biasa.
Kisah Malaikat Izrail menjadi pengingat bahwa hidup dan mati adalah ketetapan Allah. Kita mungkin merasa takut akan kematian, tetapi di balik itu semua, ada kebijaksanaan dan keadilan Ilahi. Malaikat Izrail hanyalah perantara, menjalankan tugas yang diamanahkan dengan penuh ketaatan. Semoga kisah ini bisa menjadi refleksi bagi kita semua.
