Indonesia kaya akan ragam budaya, termasuk alat musik tradisional. Dua di antaranya yang cukup populer adalah kecapi dan sasando. Keduanya sama-sama alat musik petik bersenar, namun asal dan karakteristiknya sangat berbeda. Mari kita telusuri lebih dalam perbedaan keduanya, bukan sekadar dari bentuk fisik, tapi juga cara memainkannya.
Kecapi, sang primadona dari Jawa Barat, memiliki dua varian bentuk utama: siter dan perahu. Kecapi siter hadir dengan badan balok trapesium, rata di atas dan bawah, dengan rongga resonansi di dalamnya. Sementara itu, kecapi perahu, sesuai namanya, berbentuk seperti perahu dengan rongga resonansi di bagian bawah. Keduanya terbuat dari kayu, memberikan sentuhan elegan dan suara yang khas.
Beralih ke timur Indonesia, kita temukan sasando, kebanggaan Nusa Tenggara Timur, khususnya Pulau Rote. Sasando memiliki ciri khas tabung bambu panjang yang menjadi dasar alat musik ini. Dawai-dawainya terbentang vertikal di sekeliling tabung, menciptakan tampilan yang unik dan memukau.
Also Read
Perbedaan keduanya tidak hanya sebatas bentuk, lho.
-
Jumlah Senar: Kecapi memiliki jumlah senar yang relatif lebih sedikit, antara 15 hingga 20, tergantung jenisnya. Sasando, di sisi lain, bisa memiliki 7 hingga 84 dawai, juga bergantung pada jenis dan ukuran alat musiknya. Rentang yang sangat berbeda ini tentu memengaruhi keragaman nada yang dihasilkan.
-
Bahan Tabung Resonansi: Jika kecapi menggunakan kayu sebagai bahan tabung resonansinya, sasando setia pada bambu. Perbedaan bahan ini memengaruhi karakter suara yang dihasilkan. Kayu cenderung menghasilkan suara yang lebih hangat dan bulat, sementara bambu memberikan karakter yang lebih renyah dan jernih.
-
Teknik Memainkan: Cara memainkan keduanya pun tak sama. Kecapi umumnya dipetik dengan beberapa jari saja, terutama ibu jari dan telunjuk. Sementara sasando dimainkan dengan melibatkan seluruh jari kedua tangan, menciptakan kombinasi melodi dan irama yang kompleks.
Lebih dari Sekadar Alat Musik:
Perbedaan-perbedaan ini bukan hanya soal teknis. Perbedaan bentuk dan cara memainkan juga mencerminkan kekayaan budaya dan filosofi yang mendalam di balik masing-masing alat musik. Kecapi dengan keanggunannya sering kali mengiringi tembang-tembang Sunda yang melankolis. Sementara itu, sasando dengan kompleksitasnya sering digunakan dalam upacara adat dan berbagai pertunjukan seni.
Dengan memahami perbedaan ini, kita tidak hanya mengenal alat musik tradisional Indonesia lebih dekat, tetapi juga menghargai keberagaman budaya bangsa. Kecapi dan sasando, dengan segala keunikan dan pesonanya, menjadi bukti betapa kaya dan berwarnanya Indonesia. Keduanya layak untuk terus dilestarikan dan dinikmati oleh generasi mendatang.