Mile 22: Aksi Iko Uwais Curi Perhatian di Film Hollywood Berbahasa Indonesia

Dian Kartika

Parenting

Film Mile 22 menghadirkan gebrakan unik dengan alur maju mundur yang bikin penasaran. Yang lebih menarik, film ini menyisipkan dialog bahasa Indonesia, sebuah hal langka dalam produksi Hollywood. Padahal, latar cerita berpusat di Asia Selatan dengan pemeran pendukung yang didominasi ras Mongoloid, bukan wajah khas Indonesia.

Kehadiran Iko Uwais sebagai salah satu aktor menjadi daya tarik utama. Selain mengenalkan seni bela diri silat ke kancah internasional, aksi Iko di film ini mampu mengimbangi bahkan mencuri perhatian dari sang pemeran utama, Mark Wahlberg. Meski Wahlberg berperan sebagai James Silva, aksi Iko justru terlihat lebih memukau dan intens.

Mile 22 menawarkan formula film agen rahasia pada umumnya, dengan beberapa sentuhan efek visual dan suara yang cukup memanjakan mata dan telinga. Namun, daya tarik utama film ini tetap terletak pada kehadiran Iko Uwais. Walaupun penggunaan bahasa Indonesia di beberapa dialog terasa kurang pas dengan deskripsi film, hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri yang unik.

Film ini cocok bagi para penggemar film laga, mata-mata, dan aksi pasukan khusus. Dengan alur cerita yang membuat penasaran dan aksi yang menegangkan, Mile 22 menawarkan tontonan yang menghibur dan memacu adrenalin.

Insight Tambahan:

  • Representasi yang Unik: Penggunaan bahasa Indonesia dalam film Hollywood menjadi fenomena yang menarik. Meski terasa janggal, ini bisa menjadi langkah awal untuk lebih banyak representasi budaya dan bahasa Indonesia di kancah perfilman global.
  • Dampak Iko Uwais: Keberadaan Iko Uwais dalam Mile 22 membuktikan bahwa aktor Indonesia mampu bersaing dan mencuri perhatian di level internasional. Ini juga menjadi momentum untuk semakin memperkenalkan seni bela diri silat ke seluruh dunia.
  • Genre Action yang Universal: Meskipun memiliki latar dan karakter yang spesifik, Mile 22 tetap mengusung tema film agen rahasia yang universal. Hal ini membuat film ini dapat dinikmati oleh penonton dari berbagai latar belakang budaya dan negara.
  • Perdebatan Penggunaan Bahasa: Penggunaan bahasa Indonesia yang kurang pas dalam film ini juga menimbulkan perdebatan. Hal ini menjadi pelajaran bagi produksi Hollywood untuk lebih memperhatikan konteks budaya dan bahasa dalam film-film mereka.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Mile 22 tetap menjadi film yang layak ditonton, terutama bagi para penggemar aksi laga dan tentunya para penggemar Iko Uwais. Film ini menawarkan pengalaman menonton yang menghibur dan sekaligus membuka mata kita terhadap potensi dan keragaman budaya Indonesia di dunia perfilman internasional.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar