Melihat si kecil memuntahkan kembali susu yang baru saja diminum tentu membuat hati orang tua khawatir. Rasanya panik dan bertanya-tanya, apa yang salah? Jangan buru-buru cemas, muntah setelah minum susu pada bayi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Yuk, kenali lebih dalam penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya!
1. Kekenyangan, Perut Mungil Tak Bisa Menampung Lebih Banyak
Sama seperti orang dewasa, bayi juga bisa muntah karena terlalu banyak minum susu dalam sekali waktu. Perut bayi masih sangat kecil dan sistem pencernaannya masih berkembang. Jika susu yang masuk terlalu banyak, perut akan penuh dan memicu refleks muntah. Perhatikan betul takaran susu formula yang sesuai dengan usia bayi, dan jangan memaksakan bayi untuk menghabiskan semua susu jika ia sudah terlihat kenyang. Jika menyusui langsung, perhatikan tanda-tanda bayi sudah cukup minum, seperti melepaskan puting atau tertidur pulas.
2. Alergi atau Intoleransi Laktosa, Tubuh Bereaksi Negatif
Beberapa bayi mungkin memiliki alergi atau intoleransi terhadap laktosa, yaitu gula alami yang terkandung dalam susu sapi. Akibatnya, tubuh mereka akan bereaksi dengan muntah, diare, atau ruam kulit. Jika Anda curiga bayi Anda alergi atau intoleransi laktosa, konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan susu formula khusus dengan kandungan laktosa yang rendah atau bahkan tanpa laktosa. Penting juga untuk selalu membaca label kemasan susu formula untuk mengetahui komposisinya.
Also Read
3. Infeksi Saluran Cerna (Gastroenteritis), Waspada Jika Muntah Berulang
Muntah pada bayi juga bisa menjadi gejala infeksi saluran cerna atau gastroenteritis. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh virus atau bakteri. Gejala gastroenteritis pada bayi tidak hanya muntah, tetapi juga bisa disertai demam, diare, dan penurunan nafsu makan. Jika bayi Anda muntah terus menerus, muntahannya bercampur darah atau cairan hijau seperti cairan empedu, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Masalah Bersendawa, Udara Terperangkap di Perut
Saat menyusu dengan botol dot, bayi cenderung menelan lebih banyak udara. Udara yang terperangkap di dalam perut dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memicu refleks muntah. Oleh karena itu, sangat penting untuk membantu bayi bersendawa setelah menyusu. Caranya, gendong bayi dengan posisi tegak dan tepuk-tepuk lembut punggungnya. Lakukan ini sampai bayi bersendawa, yang menandakan udara di dalam perut sudah keluar. Jika bayi tidak bersendawa setelah beberapa menit, coba ubah posisinya atau gerakkan tubuh bayi dengan lembut.
5. Sembelit, Usus Rewel dan Mengganggu Sistem Pencernaan
Muntah pada bayi juga bisa dikaitkan dengan sembelit. Sembelit membuat pergerakan usus menjadi tidak lancar, sehingga bisa mengganggu proses pencernaan. Selain muntah, bayi yang sembelit biasanya juga menunjukkan gejala lain seperti tidak buang air besar lebih dari 3–4 hari, perut kembung, atau rewel karena merasa tidak nyaman. Jika bayi Anda mengalami sembelit, konsultasikan dengan dokter mengenai penanganan yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun muntah sesekali pada bayi mungkin hal yang wajar, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera. Segera bawa bayi Anda ke dokter jika:
- Muntah terus menerus dan tidak berhenti
- Muntah disertai darah atau cairan hijau
- Bayi terlihat lemas, lesu, atau tidak responsif
- Bayi demam tinggi
- Bayi menunjukkan gejala dehidrasi (mulut kering, jarang buang air kecil)
Muntah pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan mengenali penyebabnya, Anda bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Ingatlah selalu untuk memantau kondisi bayi dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa khawatir. Dengan penanganan yang tepat, si kecil akan segera kembali ceria dan sehat!