Airlangga Hartarto, nama yang tak asing lagi di kancah politik dan bisnis Indonesia, baru-baru ini kembali menjadi sorotan. Setelah mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi Ketua Umum Partai Golkar pada 10 Agustus 2024, publik bertanya-tanya, apa yang akan menjadi fokus selanjutnya bagi tokoh sentral ini? Mari kita telusuri jejak karier dan pemikiran Airlangga, seorang putra dari Hartarto Sastrosoenarto, yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang tak main-main.
Pendidikan: Fondasi Kokoh dari Yogyakarta hingga Australia
Bukan rahasia lagi, Airlangga menempuh pendidikan yang solid. Mengawali di SMA Kolese Kanisius Jakarta, ia kemudian mendalami ilmu teknik mesin di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, lulus pada 1987. Kehausan akan ilmu pengetahuan tak berhenti di situ. Ia melanjutkan studi di AMP Wharton School, University of Pennsylvania, Amerika Serikat, meraih gelar MBA dari Monash University, Australia, dan gelar Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne, Australia. Pengembaraan intelektual ini membuahkan gelar Doktor Honoris Causa di bidang Kebijakan Pembangunan dari The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management, dan gelar serupa dalam Manajemen Olahraga dari Universitas Negeri Semarang.
Pendidikan yang multidisiplin ini tampaknya membentuk cara pandang Airlangga yang komprehensif, tidak hanya terbatas pada satu bidang ilmu saja. Latar belakang teknik mesin melatihnya untuk berpikir sistematis dan analitis, sementara pendidikan bisnis dan manajemen membekalinya dengan kemampuan strategis dan kepemimpinan. Kombinasi ini menjadi modal berharga dalam karier politik dan bisnisnya.
Also Read
Karier: Dari Korporasi hingga Kursi Menteri Koordinator
Sebelum terjun ke dunia politik, Airlangga telah merintis karier bisnisnya sejak 1987. Ia menduduki posisi penting di berbagai perusahaan, mulai dari PT Graha Curah Niaga, PT Fajar Surya Wisesa (FASW), hingga PT Jakarta Prime Crane. Jejak rekamnya sebagai seorang pengusaha menunjukkan kecakapan dalam mengelola dan mengembangkan bisnis, sebuah keterampilan yang tak ternilai harganya dalam dunia politik.
Kiprahnya di dunia politik dimulai sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia dan berlanjut sebagai Ketua Komisi VII DPR RI. Pengalaman di parlemen ini mematangkannya dalam memahami dinamika politik dan pembuatan kebijakan. Puncaknya, ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan kemudian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju.
Mundurnya dari Golkar: Fokus pada Ekonomi Nasional dan Regenerasi
Keputusan Airlangga mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar memang mengejutkan banyak pihak. Namun, ia menjelaskan bahwa langkah ini diambil agar bisa lebih fokus pada tugas-tugasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, fokus pada stabilisasi dan pemulihan ekonomi nasional menjadi prioritas utama. Selain itu, ia juga ingin memberikan kesempatan bagi regenerasi kepemimpinan di Partai Golkar.
Keputusan ini menunjukkan bahwa Airlangga bukan hanya sekadar seorang politisi, tetapi juga seorang negarawan yang mengedepankan kepentingan yang lebih besar. Ia tampaknya menyadari bahwa untuk membawa Indonesia maju, diperlukan sinergi antara kebijakan politik dan ekonomi yang solid.
Pesan Gandhi dan Semangat Kungfu: Filosofi Hidup Airlangga
Di balik sosoknya yang tampak formal, Airlangga ternyata memiliki kekaguman terhadap ajaran Mahatma Gandhi tentang nilai-nilai kehidupan. Prinsip dan integritas menjadi landasan dalam setiap tindakannya. Tak hanya itu, kegemarannya pada bela diri Kungfu sejak kecil juga turut membentuk filosofi kepemimpinannya. Kungfu, dengan kedisiplinan dan fokusnya, mungkin menjadi metafora bagi cara Airlangga menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya.
Kontribusi yang Diakui: Penghargaan Nasional dan Internasional
Kontribusi Airlangga tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional. Deretan penghargaan yang diterimanya, seperti ASEAN Engineering Honorary Fellow, Australian Alumni Award for Entrepreneurship, Satyalancana Wira Karya, Bintang Mahaputera Adipradana, Priyadarshni Academy Global Award, dan Medal for Contribution to International Cooperation dari Rusia, menjadi bukti nyata atas dedikasi dan komitmennya terhadap pembangunan bangsa.
Keluarga: Fondasi Kekuatan Airlangga
Di balik kesibukannya, Airlangga adalah seorang ayah dari delapan orang anak. Keluarga, tampaknya, menjadi sumber kekuatan dan inspirasi baginya. Perannya sebagai kepala keluarga melengkapi perannya sebagai seorang pemimpin publik, menunjukkan bahwa ia memiliki keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional.
Airlangga Hartarto adalah figur yang kompleks, dengan latar belakang dan pengalaman yang luas. Pengunduran dirinya dari kursi Ketua Umum Golkar bukan akhir dari segalanya, tetapi justru menjadi babak baru dalam pengabdiannya kepada bangsa. Dengan fokus pada ekonomi nasional dan semangat regenerasi, Airlangga tampaknya siap untuk melanjutkan perannya dalam memajukan Indonesia. Kita akan terus menyaksikan sepak terjangnya dan menanti kontribusi-kontribusi berikutnya.