Waspada Cacar Api: Kenali 8 Gejala dan Cara Mengatasinya pada Dewasa

Maulana Yusuf

Serba Serbi Kehidupan

Belakangan ini, perhatian kita memang sedang tertuju pada berbagai penyakit menular. Selain cacar monyet yang sedang ramai dibicarakan, kita juga perlu waspada terhadap penyakit lain yang tak kalah mengkhawatirkan, yaitu cacar api atau herpes zoster. Penyakit ini seringkali dianggap remeh, padahal bisa menimbulkan komplikasi serius terutama bagi kelompok rentan.

Berbeda dengan cacar air yang umumnya menyerang anak-anak, cacar api cenderung dialami oleh orang dewasa. Penyebabnya adalah virus varicella zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Lalu, apa yang membuat cacar api muncul kembali meski kita pernah terkena cacar air sebelumnya?

Virus "Tidur" yang Bangun Kembali

Virus varicella zoster tidak sepenuhnya hilang dari tubuh setelah kita sembuh dari cacar air. Ia bersembunyi dalam sistem saraf dan bisa aktif kembali di kemudian hari, memicu munculnya cacar api. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita sedang menurun, misalnya akibat stres, kelelahan, atau penyakit lain.

Di Indonesia, cacar api juga dikenal dengan sebutan cacar ular karena ruamnya yang seringkali mengikuti jalur saraf, membentuk seperti pola ular. Meskipun umumnya dapat sembuh dalam 2-3 minggu, kita tetap tidak boleh menganggap enteng penyakit ini.

8 Tanda Cacar Api yang Perlu Diketahui

Mengenali gejala awal cacar api sangat penting agar kita bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut 8 tanda cacar api yang perlu kita waspadai:

  • Ruam pada Satu Sisi Tubuh: Cacar api biasanya muncul hanya pada salah satu sisi tubuh, tidak menyebar merata seperti cacar air. Ruam ini bisa muncul di dada, punggung, perut, atau wajah.
  • Bintil Berisi Air: Ruam akan berkembang menjadi bintil-bintil kecil berisi cairan. Bintil ini akan terasa gatal, perih, atau nyeri.
  • Luka Lepuh: Bintil-bintil tersebut kemudian akan pecah dan membentuk luka lepuh. Luka ini rentan terhadap infeksi jika tidak dirawat dengan baik.
  • Kerak: Setelah luka lepuh pecah, akan terbentuk kerak. Proses ini merupakan bagian dari penyembuhan.
  • Nyeri: Rasa nyeri pada area yang terkena ruam bisa sangat mengganggu. Nyeri ini bisa terasa seperti terbakar, menusuk, atau berdenyut. Bahkan setelah ruam sembuh, beberapa orang masih bisa merasakan nyeri yang disebut neuralgia postherpetik.
  • Demam Ringan: Beberapa orang mungkin mengalami demam ringan sebagai gejala penyerta cacar api.
  • Sakit Kepala: Sakit kepala juga bisa menjadi salah satu gejala awal cacar api.
  • Sensitif Terhadap Cahaya: Beberapa orang mengalami sensitivitas terhadap cahaya saat terkena cacar api.

Cara Mengatasi Cacar Api

Pengobatan cacar api bertujuan untuk meredakan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Obat Antivirus: Obat antivirus akan membantu mengurangi aktivitas virus dan mempercepat penyembuhan. Obat ini biasanya diberikan oleh dokter dan harus diminum sesuai resep.
  • Obat Pereda Nyeri: Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan demam.
  • Kompres Dingin: Kompres dingin pada area yang terkena ruam dapat membantu meredakan gatal dan nyeri.
  • Hindari Menggaruk: Usahakan untuk tidak menggaruk bintil atau luka lepuh karena bisa menyebabkan infeksi dan memperparah kondisi.
  • Menjaga Kebersihan: Jaga kebersihan area yang terkena ruam agar tidak terinfeksi. Mandi dengan sabun yang lembut dan hindari menggosok luka terlalu keras.
  • Istirahat Cukup: Istirahat yang cukup akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan.
  • Isolasi Mandiri: Hindari kontak dengan orang lain terutama yang belum pernah terkena cacar air atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pentingnya Pencegahan

Selain pengobatan, pencegahan juga sangat penting untuk menghindari cacar api. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Vaksinasi: Vaksin varicella zoster sangat efektif dalam mencegah cacar air dan mengurangi risiko terkena cacar api di kemudian hari. Vaksin ini sangat direkomendasikan untuk orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air.
  • Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh: Jaga pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan kelola stres dengan baik untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
  • Hindari Kontak dengan Orang Sakit: Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit cacar air atau cacar api.

Mengenali gejala cacar api dan melakukan pencegahan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan kita. Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar