Film "Tengkorak", karya anak bangsa yang meramaikan kancah perfilman Indonesia, bukan sekadar tontonan hiburan. Film ini menjadi perbincangan karena berhasil menembus festival film internasional, Cinequest International Film Festival di California, setelah sebelumnya juga tayang di jaringan bioskop besar tanah air seperti XXI dan CGV.
Berangkat dari ide yang cukup unik, "Tengkorak" mencoba mengolah peristiwa gempa Yogyakarta 2006 sebagai titik awal kemunculan sebuah kerangka raksasa sepanjang 1,8 kilometer. Kerangka yang diprediksi berumur 170.000 tahun ini tentu saja mengundang perhatian besar dari masyarakat dan pemerintah. Di sinilah benang merah misteri dan intrik dimulai.
Bukan film horor biasa, "Tengkorak" mengambil genre sci-fi atau fiksi ilmiah. Sutradara Yusron Fuadi berani menyuguhkan cerita yang jarang diangkat dalam perfilman Indonesia. Film ini berkisah tentang upaya pengungkapan sebuah peradaban misterius di balik kerangka raksasa. Namun, alur cerita tidak hanya berkutat pada misteri kerangka saja. Ada konflik antara kelompok aktivis dan pemerintah yang turut mewarnai film ini.
Also Read
Sayangnya, beberapa penonton merasakan adanya pergeseran fokus cerita. Awalnya, film mengajak kita untuk memecahkan misteri asal-usul kerangka dan segala dampaknya. Namun, di pertengahan cerita, fokus mulai beralih pada konflik antara tokoh utama dan pemerintah. Pergeseran fokus ini membuat penjelasan tentang kerangka raksasa menjadi kurang detail dan membuat penonton merasa tidak puas dengan akhir cerita yang terkesan terburu-buru.
Walaupun demikian, "Tengkorak" tetap layak diapresiasi sebagai karya yang berani tampil beda. Film ini mencoba menggabungkan elemen fiksi ilmiah dengan isu-isu sosial dan politik yang dekat dengan kehidupan kita. "Tengkorak" juga menjadi bukti bahwa perfilman Indonesia mampu menghasilkan karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah pemikiran penonton.
Meskipun alurnya tidak sempurna dan memiliki kekurangan dalam penyampaian detail misteri kerangka, "Tengkorak" adalah film yang perlu ditonton bagi mereka yang mencari tontonan yang berbeda dan berani mengolah ide-ide yang tidak biasa. Film ini membuka ruang diskusi tentang bagaimana sebuah peristiwa sejarah bisa menjadi inspirasi dalam karya fiksi. Selain itu, film ini juga memberi gambaran bagaimana konspirasi dan konflik kepentingan bisa terjadi dalam sebuah negara.