Lagu "Sandaran Hati" dari Letto, yang meledak di era 2000-an, bukan sekadar tembang cinta biasa. Di balik melodi sendu dan lirik sederhana, tersembunyi sebuah penggalan kisah tentang harapan, keraguan, bahkan luka yang mungkin tak disadari banyak pendengar. Lebih dari sekadar ungkapan cinta, lagu ini juga menyimpan refleksi tentang ketidakpastian dalam hubungan.
Bait-bait liriknya yang ikonik, "Dan ku tahu pasti, siang dan malam yang berganti, sedihku ini tak ada arti, inikah yang kau mau," bukan hanya menggambarkan perasaan merana, tetapi juga mengungkap sebuah pertanyaan besar. Pertanyaan tentang validasi perasaan, sebuah kerinduan untuk diakui dan dipahami oleh orang yang dicintai.
Frasa "sedihku ini tak ada arti" adalah puncak dari segala keraguan. Ada perasaan bahwa kesedihan yang dirasakan, sebesar apapun itu, seolah tak memiliki arti bagi orang yang dituju. Ini bukan sekadar curahan hati, melainkan juga sebuah sinyal bahwa ada ketidakseimbangan dalam hubungan. Satu pihak berjuang dan berharap, sementara pihak lain mungkin tidak merasakan hal yang sama.
Also Read
Lagu ini menyentuh sisi emosional kita karena banyak yang pernah berada dalam posisi ini. Kita semua pernah berharap pada seseorang, memberikan hati sepenuhnya, tetapi tak yakin apakah perasaan kita terbalas. "Sandaran Hati" kemudian menjadi semacam "teman" bagi mereka yang sedang mengalami masa-masa sulit dalam percintaan. Ia menguatkan dengan mengamini bahwa perasaan tersebut adalah valid dan tidak dialami sendirian.
Lebih dalam lagi, lagu ini juga bisa menjadi refleksi bagi kita tentang bagaimana cara kita mencintai. Apakah kita hanya berharap pada seseorang, atau kita juga berusaha menciptakan hubungan yang sehat dan seimbang? Apakah kita mencari sandaran hati atau justru menjadi sandaran bagi orang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi relevan karena cinta yang sehat seharusnya tidak membuat kita kehilangan makna diri, apalagi sampai merasa bahwa kesedihan kita tak berharga.
"Sandaran Hati" memang bukan lagu yang menawarkan solusi instan dalam percintaan. Namun, ia memberikan ruang untuk merenung dan memahami kompleksitas perasaan yang ada dalam hubungan. Dengan liriknya yang sederhana namun dalam, lagu ini mengajak kita untuk lebih peka pada diri sendiri dan juga orang yang kita cintai. Ia mengingatkan kita bahwa cinta bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang menerima dan menghargai perasaan satu sama lain. Jadi, ketika mendengar lagu ini, mungkin kita tak hanya ikut bernyanyi, tetapi juga diajak untuk berintrospeksi tentang bagaimana kita menjalani hubungan.