Kosakata terus berkembang, dan media sosial menjadi lahan subur bagi lahirnya bahasa-bahasa baru. Kata-kata gaul yang tadinya hanya digunakan di kalangan terbatas, kini bisa dengan cepat menyebar dan menjadi populer. Salah satu contohnya adalah kata "rizz," yang baru-baru ini dinobatkan sebagai Word of The Year 2023 oleh Oxford University Press. Lalu, apa sebenarnya arti "rizz" ini dan bagaimana kata ini bisa begitu viral?
Rizz, Bukan Sekadar Kata Gaul Biasa
"Rizz" bukanlah sekadar bahasa gaul yang muncul lalu menghilang begitu saja. Kata ini punya makna yang cukup spesifik, yaitu kemampuan untuk menarik perhatian atau merayu seseorang. Oxford University Press menjelaskan bahwa "rizz" berasal dari bagian tengah kata "charisma" (karisma). Menariknya, "rizz" juga bisa digunakan sebagai kata kerja, misalnya "rizz up" yang berarti berusaha merayu seseorang.
Popularitas "rizz" meroket di tahun 2023, mengalahkan kandidat lain seperti "swiftie", "situationship", dan "prompt" untuk meraih gelar Word of The Year. Fenomena ini menunjukkan bagaimana bahasa gaul yang awalnya digunakan oleh generasi Z bisa merambah ke percakapan sehari-hari dan bahkan diakui oleh institusi bahasa bergengsi.
Also Read
Awal Mula Viral "Rizz": Dari Streamer hingga Aktor Hollywood
Lalu, siapa yang mempopulerkan kata "rizz" hingga menjadi viral? Ternyata, kata ini mulai dikenal luas berkat seorang streamer YouTube dan Twitch bernama Kai Cenat pada tahun 2022. Ia mengunggah video bertema "rizz tips" yang cukup menarik perhatian. Namun, gelombang popularitas "rizz" semakin kuat ketika aktor Tom Holland, dalam sebuah wawancara dengan Buzzfeed, mengaku "tidak punya rizz sama sekali."
Pengakuan Tom Holland ini menjadi pemicu munculnya berbagai meme tentang "rizz." Momentum ini juga bertepatan dengan diluncurkannya desain baru aplikasi kencan Tinder yang lebih mengutamakan "rizz" sebagai daya tarik. Penggunaan kata "rizz" pun meroket hingga 15 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Oxford.
Media Sosial: Mempercepat Perubahan Bahasa
Fenomena "rizz" menjadi contoh bagaimana media sosial telah mengubah laju perkembangan bahasa. Kata-kata baru bisa dengan cepat menyebar dan menjadi populer berkat interaksi di platform digital. Casper Grathwohl, Presiden Oxford Languages, juga mengatakan bahwa salah satu alasan "rizz" bisa dengan cepat diterima adalah karena kata ini "menyenangkan untuk diucapkan." Ada semacam kegembiraan tersendiri ketika kita menggunakan kata ini dalam percakapan.
Pemilihan Word of The Year versi Oxford didasarkan pada data penggunaan kata dari korpus yang terus diperbarui, berisi lebih dari 22 miliar kata dari berbagai sumber berita berbahasa Inggris di seluruh dunia. Ini menegaskan bahwa "rizz" bukan hanya fenomena sesaat, tetapi sudah menjadi bagian dari percakapan bahasa Inggris.
Lebih dari Sekadar Tren
Kehadiran "rizz" sebagai Word of The Year bukan hanya sekadar tren bahasa. Ini menunjukkan bagaimana generasi muda menggunakan bahasa secara kreatif untuk mengekspresikan diri. Kata ini menjadi representasi dari kemampuan sosial, kepercayaan diri, dan daya tarik seseorang. "Rizz" bukan lagi sekadar bahasa gaul, tapi telah menjadi bagian dari identitas budaya pop modern.
Dengan terus berkembangnya media sosial, kita bisa memprediksi akan semakin banyak kata-kata baru yang muncul dan mungkin akan menjadi bagian dari kamus bahasa kita di masa depan. "Rizz" adalah salah satu contoh bagaimana bahasa terus beradaptasi dan mencerminkan perubahan budaya dan pergeseran nilai di masyarakat.