Piala Dunia selalu menghadirkan kisah-kisah inspiratif, dan salah satunya datang dari Richarlison, striker Timnas Brasil. Di balik ketajamannya di depan gawang dan pesona khas Amerika Latinnya, tersimpan perjalanan hidup yang penuh perjuangan. Bukan terlahir di keluarga berada, Richarlison membuktikan bahwa kemauan keras dan bakat adalah modal utama untuk menggapai impian.
Masa Lalu Penuh Tantangan
Lahir dan besar di Nova Venecia, sebuah kota di tenggara Brasil yang lebih dikenal dengan produksi baja dan minyak bumi ketimbang sepak bola, Richarlison tumbuh di lingkungan yang keras. Lingkungan sekitar rumahnya didominasi oleh gangster dan pengedar narkoba. Bahkan, beberapa teman masa kecilnya harus terjerumus ke dalam dunia kriminal. Untungnya, nilai-nilai moral yang ditanamkan keluarganya berhasil menjaganya tetap di jalur yang benar.
Kehidupan keluarga yang serba kekurangan memaksa Richarlison untuk bekerja sejak usia dini. Ia pernah menjajakan es krim di jalanan untuk membantu ekonomi keluarga. Di usia 14 tahun, pengalaman buruk sempat menimpanya. Ia pernah ditodong senjata oleh gangster yang menuduhnya mencuri obat-obatan dan menjadikan sepak bola sebagai kedok. Beruntung, ia berhasil melarikan diri dari situasi tersebut.
Also Read
Perjalanan Karier Gemilang
Meskipun tumbuh di lingkungan yang sulit, bakat sepak bola Richarlison mulai terlihat. Ia memulai karier profesionalnya bersama América Mineiro pada tahun 2015, dan langsung menunjukkan potensinya. Setahun kemudian, ia pindah ke Fluminense, sebuah klub besar di Brasil. Perjalanan karirnya terus menanjak hingga membuatnya pindah ke Eropa.
Watford menjadi klub pertamanya di Inggris, sebelum akhirnya bergabung dengan Everton pada tahun 2018. Prestasinya bersama Everton menarik perhatian Tottenham Hotspur, yang kemudian merekrutnya pada Juli 2022. Di level internasional, debutnya bersama Timnas Brasil pada 2018 membuka pintu untuk karir yang lebih cemerlang. Richarlison menjadi bagian dari skuad yang menjuarai Copa América 2019, dan kini menjadi salah satu andalan di lini depan Brasil. Ia telah mencetak 17 gol dari 38 penampilan sejak debutnya.
Di Balik Julukan "Pombo"
Punya julukan "Pombo" atau merpati dalam bahasa Portugis, Richarlison dikenal bukan hanya karena ketajamannya di depan gawang. Ia juga menjadi pusat perhatian kaum hawa dengan paras manis khas Brasil. Meski demikian, striker berusia 25 tahun ini cenderung tertutup soal kehidupan pribadinya.
Nyaris Absen dari Piala Dunia 2022
Perjuangan Richarlison untuk tampil di Piala Dunia 2022 tidaklah mudah. Cedera betis yang ia alami usai pertandingan Tottenham vs Everton sempat membuatnya khawatir tidak bisa memperkuat Timnas Brasil di Qatar. Namun, tekad kuatnya untuk membela negara akhirnya membuahkan hasil. Tiga minggu kemudian, ia menerima panggilan yang memastikan kehadirannya di skuad Brasil.
Kisah Richarlison adalah cerminan dari kerja keras dan kegigihan. Ia membuktikan bahwa latar belakang keluarga dan lingkungan yang sulit bukanlah penghalang untuk menggapai impian. Dari penjual es krim jalanan hingga menjadi striker andalan timnas Brasil, perjalanannya menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah. Richarlison bukan hanya sekadar pemain sepak bola, ia adalah simbol harapan dan bukti bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan.