Bendera Kuning dan Makna Kematian di Indonesia: Jejak Sejarah dan Variasi Lokal

Husen Fikri

Serba Serbi Kehidupan

Bendera kuning, sebuah pemandangan yang akrab namun selalu menyentuh kalbu. Kehadirannya di jalan atau lingkungan rumah, hampir selalu menjadi pertanda duka, menandakan adanya jiwa yang telah berpulang. Tapi, tahukah Anda mengapa warna ini begitu lekat dengan kematian di Indonesia?

Sejarah mencatat, keterkaitan bendera kuning dengan kematian berakar pada masa kolonial Belanda. Kala itu, wabah penyakit mematikan melanda, memaksa pemerintah Hindia Belanda untuk mengambil tindakan karantina. Mereka menandai individu yang terjangkit dengan bendera kuning bertuliskan "Q," singkatan dari quarantine. Namun, tak sedikit dari mereka yang dikarantina justru menemui ajal. Bendera kuning dengan simbol "Q" pun kemudian turut dipasang saat kematian terjadi. Dari sinilah, persepsi masyarakat mulai terbangun bahwa bendera kuning adalah representasi duka dan kematian.

Namun, Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi, menyuguhkan perspektif lain di berbagai daerah. Meskipun bendera kuning sangat umum digunakan, beberapa wilayah justru memiliki simbolisasi warna sendiri dalam mengabarkan berita kematian.

Di Makassar, misalnya, bendera putih menjadi lambang duka cita, terlepas dari agama yang dianut mendiang. Warna putih, yang identik dengan kesucian, merepresentasikan kepergian jiwa dengan bersih dan damai. Tradisi serupa juga dapat ditemui di Kalimantan dan Papua. Sementara itu, Solo memilih warna merah sebagai bendera kematian. Merah, yang sering dikaitkan dengan keberanian dan semangat, bisa jadi melambangkan perginya jiwa dengan gagah berani.

Perbedaan warna bendera kematian di berbagai daerah ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana budaya dan tradisi lokal memengaruhi cara kita memaknai dan merayakan kematian. Ini juga menunjukkan bahwa simbolisasi kematian tidak bersifat tunggal dan universal. Bendera, sebagai simbol visual, adalah cerminan dari nilai dan keyakinan yang hidup dalam masyarakat.

Meskipun bendera kuning telah menjadi representasi kematian yang paling dikenal di Indonesia, penting untuk diingat bahwa setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan rasa duka cita. Perbedaan ini memperkaya khazanah budaya kita dan mengingatkan kita akan keragaman perspektif dalam menghadapi salah satu momen paling universal dalam kehidupan manusia. Bendera, apa pun warnanya, tetap menjadi simbol yang kuat, membawa pesan yang mendalam tentang kehidupan, kematian, dan penghormatan.

Baca Juga

Potret Terbaru Biby Alraen Istri Rifky Balweel Usai Lepas Hijab, Sebut Ini Jadi Proses Hidup

Dea Lathifa

Istri aktor Rifky Balweel, Biby Alraen baru-baru ini menarik perhatian publik. Bukan karena paras cantiknya, namun karena penampilan barunya. Biasa tampil dengan hijab, Biby ...

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Tinggalkan komentar