Nyeri sendi, kaku, dan bengkak, seringkali dianggap sebagai keluhan biasa yang muncul seiring bertambahnya usia. Namun, waspadalah, bisa jadi itu adalah gejala dari rheumatoid arthritis (RA), atau yang lebih dikenal dengan rematik. Penyakit autoimun ini bukan sekadar nyeri biasa, tetapi merupakan kondisi yang perlu perhatian serius.
Memahami Rheumatoid Arthritis: Serangan Sistem Kekebalan Tubuh
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel sehat, dalam kasus ini adalah sel-sel yang melapisi sendi. Serangan ini menyebabkan peradangan kronis, yang mengakibatkan kerusakan pada sendi dan jaringan sekitarnya. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan rasa nyeri, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 150 jenis penyakit rematik, dan rheumatoid arthritis adalah salah satunya. Selain RA, penyakit rematik lain yang umum dijumpai adalah osteoarthritis (pengapuran sendi), asam urat, lupus, scleroderma, dan osteoporosis (pengeroposan tulang).
Also Read
Penyebab pasti RA memang belum diketahui secara pasti. Namun, faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup diduga berperan dalam munculnya penyakit ini. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol, serta obesitas, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena RA.
Siapa Saja yang Rentan Terkena Rheumatoid Arthritis?
Meski bisa menyerang siapa saja, beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi terkena RA, diantaranya:
- Usia di atas 40 tahun: Risiko RA cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, dan laki-laki lebih banyak mengalaminya dibandingkan perempuan.
- Perokok dan pengonsumsi alkohol: Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko RA.
- Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi faktor risiko RA.
Gejala Rheumatoid Arthritis: Lebih dari Sekadar Nyeri
Gejala RA bervariasi pada setiap orang, namun beberapa gejala umum yang sering muncul adalah:
- Kekakuan sendi: Terutama di pagi hari atau setelah istirahat.
- Nyeri sendi: Terutama pada sendi-sendi kecil di tangan dan kaki.
- Pembengkakan sendi: Sendi terasa bengkak, hangat, dan kemerahan.
- Kelelahan: Merasa cepat lelah dan lesu.
- Lemah: Tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga.
Penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ini, karena jika dibiarkan tanpa penanganan, RA dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi.
Pengobatan dan Pengelolaan Rheumatoid Arthritis: Bukan Akhir Segalanya
Sayangnya, hingga saat ini, RA belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, pengobatan dapat membantu mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Beberapa jenis obat yang biasanya diresepkan dokter antara lain obat anti nyeri, kortikosteroid, dan obat anti-rematik.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup juga penting dalam mengelola RA. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Pola makan sehat dan bergizi: Konsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran, serta batasi makanan olahan dan tinggi gula.
- Istirahat yang cukup: Pastikan tubuh mendapatkan istirahat yang cukup untuk memulihkan diri.
- Olahraga teratur: Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau berenang untuk menjaga fleksibilitas sendi.
Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
Meskipun RA belum bisa disembuhkan, kita dapat melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Hindari merokok dan alkohol: Kebiasaan ini dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko RA.
- Jaga berat badan ideal: Obesitas dapat memberikan tekanan lebih pada sendi dan memperburuk peradangan.
- Kelola stres: Stres kronis dapat memicu peradangan dalam tubuh.
- Konsumsi makanan bergizi: Perhatikan asupan nutrisi harian, terutama yang kaya antioksidan dan omega-3.
Dengan memahami apa itu rheumatoid arthritis, gejala, dan cara pencegahannya, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan sendi dan kualitas hidup. Jangan abaikan gejala yang muncul dan segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.