Pecinta sepak bola, khususnya penggemar Liga Inggris dan Manchester United, pasti tak asing dengan nama Park Ji-Sung. Sosok gelandang lincah asal Korea Selatan ini bukan hanya sekadar pemain, tapi juga simbol perjuangan dan dedikasi. Ia adalah bukti bahwa postur tubuh bukan penghalang untuk meraih kesuksesan di level tertinggi sepak bola dunia.
Park Ji-Sung lahir di Seoul pada 30 Maret 1981. Perjalanan kariernya tidaklah mulus. Di awal karirnya, postur tubuhnya yang dianggap tak ideal menjadi batu sandungan untuk menembus tim utama. Namun, keterbatasan fisik justru memacu semangatnya. Ia tak menyerah dan terus berjuang hingga mendapat kesempatan bermain di Kyoto Purple Sanga.
Kebangkitan namanya dimulai ketika ia menjadi bagian penting dari tim nasional Korea Selatan yang secara mengejutkan menembus semifinal Piala Dunia 2002. Di bawah asuhan Guus Hiddink, Park Ji-Sung yang awalnya bermain sebagai gelandang bertahan, dipoles menjadi gelandang sayap yang eksplosif. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai pemain serba bisa yang dapat ditempatkan di berbagai posisi.
Also Read
Performa gemilangnya bersama PSV Eindhoven, termasuk membawa klub tersebut ke semifinal Liga Champions, menarik perhatian Sir Alex Ferguson. Pada tahun 2005, Park Ji-Sung resmi berseragam Manchester United. Kepindahannya ke Old Trafford bukan sekadar perpindahan klub, tapi juga tonggak sejarah bagi sepak bola Asia. Ia menjadi pemain Asia pertama yang meraih kesuksesan besar di Premier League.
Di Manchester United, Park Ji-Sung menjelma menjadi pemain yang sangat diandalkan. Ia dijuluki "Three Lungs Park" karena stamina dan kegigihannya di lapangan. Park Ji-Sung tak kenal lelah, berlari tanpa henti, dan selalu memberikan kontribusi maksimal dalam setiap pertandingan. Ia bukan hanya sekadar pemain yang mengandalkan skill individu, tapi juga pemain tim yang rela berkorban demi kesuksesan tim.
Sembilan trofi bergengsi berhasil ia raih bersama Manchester United, termasuk trofi Liga Champions yang menjadikannya satu-satunya pemain Asia yang pernah meraihnya. Prestasi ini belum ada yang bisa menyamai hingga saat ini. Ia adalah pionir bagi pesepak bola Asia yang ingin menembus level tertinggi di Eropa.
Sayangnya, karier gemilangnya harus terhenti pada tahun 2014 di usia 33 tahun. Cedera lutut yang terus menerus menghantuinya pasca meninggalkan Manchester United membuatnya memutuskan untuk gantung sepatu. Meski demikian, Park Ji-Sung tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Park Ji-Sung bukan hanya sekadar pemain sepak bola hebat, tapi juga sosok yang rendah hati dan pekerja keras. Kisah hidupnya adalah cerminan bagaimana kegigihan, dedikasi, dan semangat pantang menyerah dapat mengantarkan seseorang meraih kesuksesan. Ia adalah legenda yang akan selalu dikenang dalam sejarah sepak bola. Kiprahnya telah membuka jalan bagi pesepak bola Asia lainnya untuk berkiprah di kancah sepak bola Eropa.