Konflik berdarah antara Palestina dan Israel kembali memanas, menyisakan pertanyaan mendasar: apakah Palestina sebenarnya sudah merdeka? Agresi dan serangan balasan yang terjadi beberapa waktu belakangan ini membuat banyak pihak bertanya-tanya tentang status negara yang satu ini.
Secara de facto, Palestina telah mendeklarasikan kemerdekaannya sejak 33 tahun lalu. Deklarasi tersebut dicetuskan oleh Yasser Arafat, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), di Aljir, Aljazair. Pengakuan dunia internasional juga cukup signifikan, dengan 193 negara anggota PBB mengakui kedaulatan Palestina. Meski demikian, fakta bahwa masih ada sekitar 55 negara yang belum memberikan pengakuan menjadi salah satu akar masalah yang kompleks.
Lantas, mengapa konflik terus berlanjut meski Palestina sudah menyatakan kemerdekaannya dan diakui oleh mayoritas negara dunia? Jawabannya tak sesederhana hitungan angka. Pengakuan kemerdekaan di atas kertas tidak serta merta menghilangkan akar masalah yang telah mengakar selama puluhan tahun.
Also Read
Pertama, pendudukan wilayah yang masih terus terjadi. Meski deklarasi kemerdekaan telah dilakukan, Israel masih menduduki sejumlah wilayah yang diklaim sebagai bagian dari Palestina, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pendudukan ini memicu resistensi dari warga Palestina dan menciptakan siklus kekerasan yang tak berkesudahan.
Kedua, fragmentasi politik internal Palestina. Perpecahan antara kelompok-kelompok politik di Palestina, terutama antara Hamas dan Fatah, melemahkan posisi tawar mereka di mata dunia internasional. Kurangnya persatuan internal membuat Palestina sulit untuk bersikap solid dalam menghadapi tekanan dari pihak luar.
Ketiga, pengaruh kekuatan global. Dukungan kuat yang diberikan oleh beberapa negara besar kepada Israel menjadi salah satu faktor yang menghambat proses perdamaian yang adil. Selain itu, dinamika politik global dan kepentingan regional juga turut memperumit situasi.
Jadi, apakah Palestina sudah merdeka? Secara formal, ya. Namun, kemerdekaan yang sesungguhnya belum sepenuhnya terwujud. Konflik yang terus berlanjut, pendudukan wilayah, fragmentasi politik internal, serta pengaruh kekuatan global menjadi penghalang utama bagi Palestina untuk meraih kemerdekaan yang hakiki.
Kondisi ini menuntut solusi komprehensif yang melibatkan semua pihak, termasuk dunia internasional, untuk mencari jalan keluar yang adil dan damai bagi Palestina dan Israel. Perdamaian bukan hanya tentang pengakuan formal, tetapi juga tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia, penghentian pendudukan wilayah, dan penegakan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Tanpa langkah-langkah konkret, mimpi tentang Palestina yang benar-benar merdeka hanya akan menjadi angan-angan di tengah deru konflik yang tak pernah usai.