Mortir: Senjata Lengkung Mematikan, Sejarah, dan Cara Penggunaannya

Fatma Lutfia

Serba Serbi Kehidupan

Ledakan yang terjadi di Madura, Jumat (29/11) lalu, yang ternyata bersumber dari mortir, kembali memunculkan pertanyaan publik. Apa sebenarnya mortir itu? Bagaimana cara kerjanya? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai senjata artileri yang unik ini, bukan hanya dari sisi teknis, tetapi juga sejarah dan perannya dalam peperangan.

Mengenal Mortir: Lebih dari Sekadar Tabung Pelontar

Mortir adalah senjata artileri yang berbeda dari meriam atau howitzer. Perbedaan paling mendasar terletak pada cara penembakan dan karakteristiknya. Mortir menggunakan tabung sebagai laras, di mana amunisi dijatuhkan dari atas. Sistem penembakannya menggunakan bahan kimia untuk mendorong proyektil keluar.

Yang membedakan mortir adalah lintasan tembakannya yang melengkung tinggi. Hal ini memungkinkan mortir menembak melewati rintangan seperti tembok, menjangkau target yang tersembunyi di balik perlindungan. Jarak tembak mortir juga relatif pendek dibandingkan senjata artileri lain, dengan kecepatan proyektil yang lebih rendah. Karakteristik ini membuat mortir sangat efektif dalam pertempuran jarak dekat dan pertempuran kota.

Sejarah Panjang Mortir: Dari Benteng Pertahanan Hingga Medan Perang Modern

Mortir bukanlah senjata modern. Sejarahnya dapat ditelusuri hingga abad ke-18 di Eropa. Awalnya, mortir digunakan untuk menyerang dan mempertahankan benteng. Kemampuannya untuk menembak dengan lintasan melengkung dan menghantam area di balik tembok membuatnya sangat berharga.

Di India, mortir juga memainkan peran penting dalam sejarah militer. Salah satu contoh paling terkenal adalah mortir "Harimau dari Mysore". Mortir ini diproduksi di India Selatan dan menjadi andalan pasukan kerajaan Mysore. Pada tahun 1799, dalam pertempuran di Seringapatam, mortir ini jatuh ke tangan tentara Inggris, menunjukkan betapa pentingnya senjata ini dalam pertempuran pada masa itu.

Seiring waktu, desain dan kemampuan mortir terus berkembang. Mortir kini hadir dalam berbagai ukuran dan kaliber, digunakan oleh berbagai angkatan bersenjata di seluruh dunia. Meskipun kemajuan teknologi persenjataan telah memunculkan senjata yang lebih canggih, mortir tetap menjadi bagian penting dari strategi militer modern, terutama dalam operasi infanteri dan pertempuran di area urban.

Cara Menggunakan Mortir: Prosedur dan Keamanan

Mengoperasikan mortir bukanlah tugas sembarangan. Dibutuhkan pelatihan khusus dan pemahaman yang mendalam tentang prosedur keselamatan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menggunakan mortir:

  1. Pemeriksaan dan Pemeliharaan: Pastikan mortir dalam kondisi baik dan terawat. Periksa laras, mekanisme pelepasan, dan pengatur sudut.
  2. Penentuan Target: Identifikasi target dengan akurat, termasuk jarak dan arah angin. Gunakan alat pengukur jarak atau GPS.
  3. Pengaturan Sudut Tembak: Atur sudut tembak mortir untuk mencapai jarak tembak yang diinginkan, menggunakan alat yang sesuai.
  4. Pemasukan Amunisi: Masukkan proyektil ke dalam laras dengan hati-hati. Pastikan proyektil sesuai dan terkunci dengan baik.
  5. Pengaturan Tambahan: Beberapa mortir memiliki pengaturan tambahan seperti timer atau pemicu peledak. Atur sesuai kebutuhan.
  6. Penembakan: Gunakan pemicu atau sistem tembakan mortir dengan mematuhi prosedur keselamatan yang ketat.
  7. Observasi dan Koreksi: Amati hasil tembakan dan lakukan koreksi pada sudut tembak atau jarak jika diperlukan.
  8. Pemeliharaan Rutin: Lakukan pembersihan dan pemeliharaan rutin setelah penggunaan.

Mortir: Lebih dari Sekadar Senjata

Meskipun sering dikaitkan dengan peperangan, penting untuk memahami bahwa mortir adalah alat yang memiliki kompleksitas tersendiri. Sejarahnya yang panjang dan perannya dalam konflik militer menunjukkan betapa pentingnya senjata ini dalam strategi pertahanan dan serangan.

Ledakan di Madura menjadi pengingat bahwa kita perlu memahami senjata-senjata seperti mortir. Ini bukan sekadar alat peledak, tetapi sebuah teknologi dengan sejarah panjang yang perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas. Pemahaman ini membantu kita memahami kompleksitas peperangan dan pentingnya upaya perdamaian.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

Somebody Pleasure Aziz Hendra, Debut yang Mengoyak Hati Lewat Nada

Maulana Yusuf

Lagu "Somebody Pleasure" dari Aziz Hendra mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di kalangan pengguna TikTok, lagu ini ...

Tinggalkan komentar