Bertram Pincus, seorang dokter gigi dengan kehidupan yang boleh dibilang biasa saja, tiba-tiba mendapati dirinya dalam situasi yang luar biasa. Kejadian mati suri membuatnya memiliki kemampuan yang tidak dimiliki orang lain: melihat dan berbicara dengan hantu. Peristiwa yang mengubah hidupnya ini membuka gerbang menuju dunia lain, dunia yang selama ini hanya menjadi mitos dan cerita seram.
Kisahnya bermula ketika Bertram mengalami pengalaman nyaris merenggut nyawanya. Setelah kembali ke dunia nyata, ia mendapati dirinya tidak lagi sendirian. Hantu-hantu, yang sebelumnya tak terlihat, kini hadir di sekitarnya, berteriak dan meminta perhatian. Di antara keramaian arwah penasaran itu, ada satu sosok yang sangat gigih mencari bantuannya: Frank Herlihy.
Frank, seorang pria yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas, menjadi arwah gentayangan. Ia terperangkap di dunia fana karena urusan yang belum selesai. Frank menguntit Bertram, berharap dokter gigi itu mau membantunya. Komunikasi yang awalnya canggung dan menjengkelkan, berubah menjadi jalinan relasi yang unik. Bertram yang awalnya enggan, mau tak mau harus terlibat dalam urusan dunia lain yang rumit.
Also Read
Poin menarik dalam kisah ini adalah bagaimana film ini mengemas tema kematian dan keberadaan hantu dengan sentuhan komedi. Kita tidak hanya disuguhi adegan-adegan lucu akibat interaksi Bertram dan Frank yang bertolak belakang, tetapi juga disuguhkan refleksi mengenai penyesalan dan harapan. Kehadiran Frank sebagai hantu yang masih memiliki urusan di dunia nyata menjadi pengingat, bahwa setiap tindakan dan hubungan yang kita jalin di masa hidup sangatlah berarti.
Pertanyaannya kemudian, urusan apa yang membuat Frank tidak bisa beristirahat dengan tenang? Apakah Bertram yang notabene seorang dokter gigi, mampu menjadi jembatan penghubung antara dunia fana dan dunia arwah? Jawabannya tentu hanya bisa didapat dengan menyaksikan sendiri perjalanan unik Bertram dan Frank ini. Kisah ini menawarkan perspektif baru tentang hidup dan mati, dikemas dengan ringan namun tetap bermakna. Ia mengajak kita untuk merenungkan, apakah kita sendiri memiliki "urusan yang belum selesai" yang akan membuat kita gentayangan suatu hari nanti? Film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cermin bagi kita untuk menghargai setiap momen kehidupan.