Nama Marlo Ernesto mendadak jadi perbincangan hangat di jagat maya. Podcast terbarunya bersama penyanyi Keisya Levronka di kanal YouTube Volix Media menuai kontroversi. Warganet terbelah, sebagian menyayangkan sikap Keisya yang dinilai kurang sopan, sementara sebagian lainnya menyoroti gaya bicara Marlo yang dianggap kurang pantas.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Marlo Ernesto ini? Artikel ini akan mengulas profil, perjalanan karier, serta drama yang melibatkan dirinya belakangan ini.
Profil Singkat Marlo Ernesto: Darah Seni dari Sang Ayah
Marlo Ernesto, pria berusia 26 tahun ini ternyata bukan nama baru di dunia hiburan. Ia adalah putra dari jurnalis senior Andy F. Noya. Marlo mewarisi darah seni dari sang ayah dan kini dikenal sebagai presenter dan konten kreator. Berbeda dengan sang ayah yang dikenal dengan gaya wawancara serius, Marlo dikenal dengan gaya yang lebih santai dan dekat dengan generasi muda. Darah keturunan Belanda, Portugis, dan Ambon dari sang ayah, serta Jawa dari sang ibu, menjadikan Marlo sosok yang menarik dan multikultural.
Also Read
Perjalanan Karier: Dari YouTube hingga Podcast Viral
Marlo memulai petualangannya di dunia digital sejak 2012 melalui platform YouTube. Ia juga sempat terlibat dalam sitkom "Marlo Marco The Loco Brothers" bersama kakaknya yang tayang di Metro TV. Kiprahnya terus berkembang hingga kini ia menjadi Mastermind di DIS MEDIA ID sejak 2019. Bersama tim, Marlo menggarap podcast di kanal YouTube Volix Media, yang kerap menghadirkan sosok-sosok publik figur menarik.
Podcast Volix Media inilah yang kemudian membawa namanya menjadi viral. Sayangnya, bukan karena prestasi, melainkan karena kontroversi. Podcast bersama Keisya Levronka menjadi pemicu perdebatan sengit di kalangan netizen.
Kontroversi Podcast: Perdebatan Gaya Bicara dan Hilangnya Akun Media Sosial
Dalam podcast tersebut, interaksi antara Marlo dan Keisya dianggap kurang nyaman. Cara bicara Keisya dinilai tidak sopan dan terkesan meremehkan. Sementara itu, Marlo juga tak luput dari kritikan. Beberapa warganet menilai bahwa kalimat-kalimat yang dilontarkan Marlo mengandung konotasi negatif dan tidak pantas.
Setelah podcast tersebut viral, Keisya Levronka menghilang dari media sosial. Beberapa akun media sosialnya tak bisa diakses publik, diduga sebagai bentuk menghindar dari hujatan netizen. Tak lama berselang, akun Instagram Marlo dengan 400 ribu pengikut juga ikut menghilang. Banyak yang menduga bahwa Marlo juga merasa tertekan dengan reaksi publik.
Refleksi dan Perspektif Baru
Kontroversi ini bukan sekadar drama antar dua individu. Ini adalah cerminan dari bagaimana media sosial dapat dengan cepat menghakimi seseorang. Di satu sisi, kritikan warganet terhadap sikap yang kurang sopan adalah hal yang wajar. Namun, di sisi lain, reaksi yang berlebihan dan perundungan di dunia maya juga tidak dapat dibenarkan.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk berekspresi, namun tetap dengan batasan norma dan etika. Kontroversi ini juga menjadi pengingat bagi para kreator konten untuk lebih berhati-hati dalam memilih topik dan gaya penyampaian, serta bagi publik untuk lebih bijak dalam menanggapi dan menyebarkan informasi.
Hilangnya akun media sosial Marlo dan Keisya juga menjadi sinyal bahwa dampak dari sebuah konten bisa sangat besar. Ini adalah pelajaran bagi semua pihak, baik bagi para konten kreator maupun bagi para netizen. Semoga ke depannya, kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan konstruktif.