Di tengah hiruk pikuk sepak bola modern yang didominasi oleh pemain muda dengan talenta eksplosif, nama Kazuyoshi Miura muncul sebagai anomali yang memukau. Lebih dari sekadar pemain, Miura adalah simbol dedikasi, cinta pada olahraga, dan semangat pantang menyerah yang abadi. Kisahnya bukan hanya soal mencetak gol, tapi tentang bagaimana seorang pesepak bola terus berjuang di usia senja, menentang segala batasan.
Lahir pada 26 Februari 1967, Miura tidak pernah membiarkan usianya menjadi penghalang. Sejak usia 15 tahun, ia telah menjelajah Brasil demi mengejar mimpinya menjadi pemain profesional. Perjalanannya membawanya menimba ilmu di akademi Sao Paulo, hingga akhirnya bergabung dengan klub-klub bergengsi seperti Santos FC. Pengalamannya di Brasil membentuk dirinya sebagai pemain dengan gaya bermain unik dan mentalitas baja.
Kembali ke Jepang pada tahun 1990, Miura memukau publik dengan bergabung bersama Verdy Kawasaki. Kiprahnya di klub tersebut membawanya ke panggung sepak bola Eropa, saat ia dipinjamkan ke Genoa pada tahun 1994. Meski hanya mencatatkan satu gol, pengalamannya di Italia menjadi bagian penting dalam perjalanan karirnya.
Also Read
Namun, cerita Miura tidak berhenti di situ. Setelah kembali ke Jepang, ia menunjukkan kesetiaan pada Yokohama FC, klub yang ia bela sejak 2005. Di sinilah, Miura menuliskan sejarah baru. Di usia yang sudah tak lagi muda, ia tetap bersemangat, terus memperpanjang kontraknya dan bahkan menjadi pemain tertua di J.League Cup pada tahun 2020.
Bukan hanya itu, semangat juang Miura tidak pernah padam. Di usia 54 tahun, ia bahkan memilih untuk melanjutkan karirnya di Liga Sepak Bola Jepang bersama Suzuka Point Getters pada tahun 2021. Setahun kemudian, pada 2023, kejutan kembali hadir ketika Miura dipinjamkan ke klub Portugal Oliveirense. Transfer ini menjadi bukti bahwa usia hanyalah angka dan bahwa passion tidak mengenal batasan.
Miura bukan hanya dikenal sebagai pemain bola, ia adalah ikon sepak bola Jepang. Ia telah menginspirasi banyak orang, bukan hanya pesepak bola muda, tetapi juga semua orang yang ingin mengejar mimpi. Kisah cintanya dengan model dan aktris Risako Miura, serta kelahiran buah hati mereka, Ryota dan Kota, melengkapi gambaran seorang sosok yang komplet.
Lebih dari sekadar catatan statistik, perjalanan Kazuyoshi Miura adalah tentang cinta pada sepak bola. Di usianya yang tak lagi muda, ia terus berlari, terus berjuang, dan terus mengukir sejarah. Ia adalah pengingat bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih impian dan bahwa semangat juang tak akan pernah padam. Kazuyoshi Miura bukan hanya legenda sepak bola Jepang, ia adalah legenda abadi.